Ratusan ribu pedemo turun menentang reformasi pensiun di kota Paris, Prancis, 11 Februari 2023. (Christophe ARCHAMBAULT / AFP)
Ratusan ribu pedemo turun menentang reformasi pensiun di kota Paris, Prancis, 11 Februari 2023. (Christophe ARCHAMBAULT / AFP)

Demo Reformasi Pensiun Berlanjut, Pemerintah Prancis Kian Tertekan

Willy Haryono • 12 Februari 2023 17:07
Paris: Ratusan ribu orang berdemonstrasi di seantero Prancis pada Sabtu, 11 Februari, dalam melanjutkan tekanan terhadap pemerintah atas rencana reformasi pensiun berskala nasional. Reformasi ini meliputi langkah menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.
 
Setelah tiga hari aksi mogok nasional sejak awal tahun, serikat pekerja Prancis berharap dapat menyamai jumlah pengunjuk rasa pada 19 Januari. Kala itu, jumlah orang yang turun ke jalanan Prancis mencapai lebih dari satu juta orang.
 
"Jika mereka tidak dapat mendengarkan suara dari jalanan, dan tidak dapat menyadari apa yang terjadi dengan orang-orang, mereka seharusnya tidak terkejut bahwa hal itu akan meledak di beberapa titik," ucap Delphine Maisonneuve, seorang perawat yang mengikuti unjuk rasa di Paris.

Sistem pensiun di Prancis merupakan salah satu yang paling menguntungkan penerimanya di antara negara-negara OECD. Menurut sejumlah jajak pendapat, sebagian besar warga Prancis menolak segala bentuk reformasi.
 
Namun menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, reformasi ini "penting" demi memastikan keberlangsungan sistem pensiun nasional.
 
Melansir laman India Today, Minggu, 12 Februari 2023, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa sekitar 963.000 orang telah mengikuti demonstrasi di seluruh negeri.
 
Sementara Kepolisian Paris mengestimasi ada sekitar 93.000 demonstran di ibu kota, lebih tinggi dibanding 80.000 pada 19 Januari. Serikat pekerja menyebutkan jumlah pedemo di Paris mencapai 500.000.
 
Di kota Tours, petugas pemadam kebakaran berusia 40 tahun bernama Anthony Chauveau mengatakan bahwa menentang reformasi pensiun merupakan hal penting karena tingkat kesulitan pekerjaannya dirasa tidak dipertimbangkan pemerintah.
 
"Mereka memberi tahu kami bahwa kami perlu bekerja dua tahun lagi. Harapan hidup kami lebih rendah dibanding mayoritas pekerja," ucapnya.
 
Aksi protes damai di Paris diwarnai beberapa bentrokan kecil. Sebuah mobil dan beberapa tempat sampah dibakar, dan polisi menggunakan gas air mata serta granat kejut dalam upaya membubarkan sejumlah provokator.
 
Dalam pernyataan bersama menjelang aksi protes pada Sabtu, semua serikat pekerja utama menyerukan pemerintah Prancis untuk menarik RUU reformasi pensiun.
 
Para pengunjuk rasa memperingatkan bahwa mereka akan berusaha 'membekukan' Prancis mulai 7 Maret jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Pemogokan massal sudah dijadwalkan pada 16 Februari mendatang.
 
"Jika pemerintah tetap tuli, maka kelompok antar-serikat akan meminta Prancis di-shut down," kata para pedemo.
 
Baca juga:  Tolak Rencana Reformasi Pensiun, 1 Juta Pedemo Turun ke Jalanan Prancis
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan