Mengutip beberapa sumber, The Washington Post mengatakan bahwa permintaan dari sejumlah pejabat AS tersebut tidak ditujukan untuk mendorong Ukraina ke meja perundingan, melainkan agar negara-negara lain tetap bersedia mendukung Kyiv.
"Pejabat AS dan Ukraina mengakui bahwa penolakan (Presiden Volodymyr) Zelensky untuk berdialog dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah memicu kekhawatiran di beberapa bagian Eropa, Afrika dan Amerika Latin, di mana dampak perang terhadap harga pangan dan bahan bakar sangat terasa," ungkap laporan The Washington Post dan dikutip Al Jazeera, Minggu, 6 November 2022.
"Rasa lelah terhadap isu Ukraina adalah hal nyata bagi beberapa mitra kami," ujar keterangan seorang pejabat anonim AS dalam laporan surat kabar tersebut.
September lalu, Zelensky menegaskan bahwa 'referendum palsu' di empat wilayahnya, yang disebut-sebut berakhir dengan kemenangan kelompok separatis pro-Rusia, telah menutup pintu dialog dengan Moskow. Ia mengaku tidak mau lagi berdialog dengan Rusia, jika presiden di Negeri Beruang Merah masih Putin.
Zelensky menuduh Rusia telah menghancurkan "badan utama dari hukum internasional" dengan melancarkan invasi pada Februari lalu, dan kini berusaha menganeksasi wilayah negara tetangga.
"Pengakuan Rusia atas referendum ini, seperti dulu saat kasus Krimea, dapat diartikan bahwa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi dengan presiden Rusia yang menjabat saat ini," ungkapnya, merujuk pada Putin.
Baca: Zelensky Enggak Mau Dialog dengan Rusia Jika Presidennya Masih Putin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News