Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. (EVARISTO SA / AFP)
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. (EVARISTO SA / AFP)

Presiden Brasil Ingin Tiongkok Jadi Mediator Damai Rusia-Ukraina

Marcheilla Ariesta • 12 April 2023 11:53
Brasilia: Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berangkat untuk kunjungan resmi ke Tiongkok. Lawatannya bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang sudah mendalam antara raksasa Asia dan ekonomi terbesar Amerika Latin itu.
 
Veteran sayap kiri itu akan bertemu mitranya, Presiden Xi Jinping, pada Jumat mendatang di Beijing. Ia mengatakan bahwa dirinya berencana mengundang Xi ke Brasil untuk membalas kunjungan.
 
"Kami akan mengonsolidasikan hubungan kami dengan Tiongkok. Saya akan mengundang Xi Jinping untuk datang ke Brasil untuk pertemuan bilateral, untuk mengenal negara tersebut dan menunjukkan kepadanya proyek-proyek yang akan menarik bagi investasi Tiongkok,"  kata Lula, dilansir dari TRT World, Rabu, 12 April 2023.

Dia tidak menetapkan tanggal untuk kemungkinan kunjungan Xi ke Brasil.
 
Lula, 77, awalnya dijadwalkan melakukan perjalanan pada akhir Maret ke Tiongkok, mitra dagang terbesar Brasil. Sayangnya perjalanan itu harus ditunda setelah terserang pneumonia.
 
Dia akan tiba di Beijing pada hari ini, dan memulai agendanya dengan singgah di Shanghai pada Kamis besok untuk pelantikan sekutunya dan sesama mantan presiden Brasil Dilma Rousseff sebagai kepala bank pembangunan BRICS, kelompok yang dibentuk oleh negara-negara berkembang terkemuka, Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Upaya perdamaian Ukraina

Lula ingin memposisikan kembali Brasil sebagai pemain kunci dan pialang kesepakatan di panggung internasional, setelah empat tahun relatif terisolasi di bawah Bolsonaro.
 
Ia dan Xi diharapkan untuk membahas konflik Ukraina, di mana keduanya berharap untuk bertindak sebagai mediator, meski Barat menuduh mereka bersikap 'terlalu nyaman' dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
 
Ketika ia bertemu Xi pada Jumat lalu Lula mengatakan dirinya akan menyarankan proposal untuk menengahi pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, sebuah inisiatif yang di antara para pemimpin Barat hanya disambut oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
 
"Saya yakin bahwa Ukraina dan Rusia sedang menunggu orang lain untuk mengatakan, 'Mari kita duduk dan berbicara'," kata Lula kepada wartawan pekan lalu.
 
Lula menyarankan solusi perdamaian dapat berupa kembalinya wilayah yang baru diinvasi, meskipun bukan Krimea - opsi yang langsung ditolak oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
 
Agar inisiatifnya maju, Lula membutuhkan Tiongkok untuk mengirim pesan ke Rusia, kata seorang diplomat Eropa di Brasilia.
 
"Lula tahu bahwa Tiongkok adalah satu-satunya negara yang akan didengar Rusia," kata diplomat itu, berbicara dengan syarat anonim.
 
"Orang-orang menunggu untuk melihat apakah itu mendapat daya tarik dari negara lain, seperti Prancis dan Jerman," pungkasnya.
 
Baca juga:  Agak Lain, Macron Sebut Tiongkok Punya Peran Utama Damaikan Rusia-Ukraina
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan