Sejumlah pihak memandang AUKUS sebagai cara ketiga negara dalam menghadapi ambisi militer Tiongkok di Indo-Pasifik. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok semakin meningkatkan kehadiran militernya di kawasan, termasuk di Laut China Selatan.
Aktivitas serupa juga terlihat di sekitar Selat Taiwan, di mana Tiongkok menganggap Taipei sebagai bagian dari Negeri Tirai Bambu yang dapat diambil kembali suatu saat nanti -- dengan kekuatan militer jika diperlukan.
Lantas, saat kapal selam nuklir AUKUS diserahkan AS, apakah Australia akan menggunakannya untuk menentang kehadiran Tiongkok di Laut China Selatan tau Selat Taiwan?
"Saya tidak bisa berspekulasi di mana kapal selam ini nantinya beroperasi. Saat Australia sudah memilikinya nanti, Australia tentu akan memiliki keputusan berdaulat sendiri," ucap Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Kritenbrink dalam pernyataan virtual kepada awak media, Selasa, 14 Maret 2023.
"Kami berfokus pada melanjutkan perdamaian dan stabilitas yang menguntungkan semua negara di kawasan, termasuk Tiongkok. Fokus kami di situ, bukan di kapal selamnya nanti akan digunakan di mana," sambungnya.
Kritenbrink menekankan kembali bahwa AUKUS bukan kemitraan yang semata ditujukan kepada pengembangan kapasitas di satu bidang spesifik. AUKUS juga disebutnya bukan sebuah perjanjian yang ditujukan kepada negara atau tantangan tertentu secara spesifik.
"(AUKUS) ini adalah komitmen jangka panjang kami terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan," ungkapnya.
Sebelumnya dalam pernyataan di San Diego, Presiden AS Joe Biden memuji kelanjutan dari perjanjian AUKUS dengan Inggris dan Australia. Ia mengatakan, tujuan utama dari AUKUS adalah meningkatkan stabilitas di Indo-Pasifik.
Ia juga menegaskan bahwa kapal selam dari perjanjian AUKUS ini tidak akan dilengkapi dengan senjata nuklir apa pun.
Baca juga: Menlu Malaysia: AUKUS Membuat Perasaan Tidak Nyaman
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News