"Kekuatan nuklir bukanlah sesuatu yang akan membuat rakyat Malaysia dan banyak orang Asia lainnya merasa nyaman," katanya dalam kegiatan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu, 20 Oktober 2021.
Ia mengkhawatirkan 'kekuatan' lain muncul akibat dari AUKUS ini. Jika sudah demikian, katanya, maka perdamaian dan kestabilan di Asia Tenggara bisa goyah.
Saifuddin mengatakan, pihak Australia telah menjelaskan padanya terkait AUKUS tersebut. Katanya, kapal selam itu hanya memakai tenaga nuklir, bukan bersenjata nuklir seperti yang ditakutkan.
Meski demikian, kata Saifuddin, ia masih tidak bisa mendukungnya. Ia menjelaskan, tahu bedanya nuklir untuk senjata dan tujuan ilmiah.
"Tapi ini adalah kapal selam. Menggunakan tenaga nuklir atau senjata nuklir, ini kapal selam. Apa gunanya kapal selam?" serunya.
Baca juga: Tiongkok: AUKUS Bertujuan Merusak Arsitektur Kerja Sama Regional ASEAN
Biasanya memang kapal selam digunakan berperang atau mengintai. Hal ini yang memicu kekhawatiran banyak pihak.
Saifuddin bersama dengan Menlu Retno Marsudi menyampaikan kekhawatiran akan AUKUS dalam pernyataan bersama usai pertemuan bilateral di Indonesia beberapa hari lalu. Kekhawatiran keduanya didukung oleh Tiongkok.
Dalam jumpa pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menuturkan, AUKUS memiliki mentalitas Perang Dingin. Ini hanya bertujuan untuk merusak perdamaian di kawasan Asia.
Tiongkok mengatakan mereka mendukung sentralitas ASEAN di kawasan. Wang menilai, sentralitas itu prinsip yang pas untuk menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News