Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kalah dalam pemilu sela. Foto: AFP
Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kalah dalam pemilu sela. Foto: AFP

PM Inggris Boris Johnson Derita Kekalahan dalam Pemilu Sela

Fajar Nugraha • 17 Desember 2021 14:06
London: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menderita kekalahan telak dalam pemilihan umum di daerah pada Jumat 17 Desember 2021. Hasil ini menjadi tamparan telak, karena pemilu sela semacam ini, Partai Konservatif tidak pernah kalah.
 
Kekalahan dalam pemilu sela ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kepemimpinan Johnson.
 
Partainya memenangkan kursi di North Shropshire, Inggris tengah, dengan mayoritas besar pada 2019. Tetapi dalam pemungutan suara dimulai Kamis 16 Desember, suara Partai Konservatif dihancurkan oleh Liberal Demokrat.

Kondisi ini akan mengintensifkan suasana memberontak di antara anggota parlemen Konservatif. Johnson, sudah terhuyung-huyung setelah sekitar 100 anggota parlemennya memberontak di parlemen Selasa terhadap penerapan ketentuan vaksin pemerintah untuk acara-acara besar.
 
Otoritas pemimpin Inggris itu juga telah berulang kali dihancurkan dalam beberapa pekan terakhir oleh klaim korupsi dan laporan bahwa ia dan stafnya melanggar pembatasan virus korona Natal lalu.
 
Berminggu-minggu berita utama yang buruk mengubah apa yang biasanya menjadi kemenangan rutin di kursi pedesaan yang aman -,dimenangkan oleh 23.000 suara hanya dua tahun lalu,- menjadi kekalahan telak hampir 6.000 suara, sementara melonjaknya kasus virus telah menambah rasa krisis.
 
Pemerintah melaporkan hampir 89.000 infeksi baru pada Kamis, rekor harian kedua berturut-turut.
 
Kandidat pemenang Helen Morgan mengatakan bahwa para pemilih telah mengirim pesan "dengan lantang dan jelas" kepada Johnson bahwa "partai sudah berakhir."
 
"Pemerintah Anda, menjalankan kebohongan dan gertakan akan dimintai pertanggungjawaban. Itu bisa dan akan dikalahkan," tegas Morgan.

'Tamparan di muka'

Kekalahan kemungkinan akan membuat lebih banyak anggota parlemen mengajukan surat tidak percaya pada pemimpin mereka, yang dapat memicu pemungutan suara internal partai untuk mencopotnya.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan