Dalam pernyataannya, UNHCR mengatakan angka terbaru ini merupakan tambahan dari "4,3 juta (warga sipil Yaman) yang sudah telantar sebelumnya" akibat perang sipil berkepanjangan di negara tersebut.
"Perdamaian dan stabilitas (di Yaman) dapat membuat UNHCR bersama mitra-mitranya mengupayakan solusi yang bertahan lama," ujar pernyataan UNHCR, dikutip dari Yeni Safak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebelumnya pada bulan ini, utusan PBB untuk Yaman Hans Grundberg berhasil memediasi perjanjian gencatan selama dua bulan antara pemberontak Houthi dan pemerintahan Yaman yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi.
Perjanjian gencatan senjata ini merupakan upaya mengakhiri konflik Yaman yang sudah berlangsung selama delapan tahun. Disebutkan bahwa perjanjian ini dapat diperpanjang jika kedua kubu bertikai menyepakatinya.
Koalisi Arab Saudi mengintervensi konflik Yaman sejak 2015, dengan tujuan utama memulihkan pemerintahan resmi negara tersebut.
Menurut estimasi PBB, hampir 80 persen, atau sekitar 30 juta warga Yaman, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan sekitar 13 juta lainnya terancam kelaparan.
Sebelumnya, Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi menyerukan pemberontak Houthi untuk duduk bersama dan bernegosiasi.
"Kembalilah ke komponen politik Yaman yang berada di bawah ketetapan nasional, dan datang ke meja dialog untuk berdamai," kata Hadi.
Baca: Presiden Yaman Serukan Negosiasi dengan Houthi untuk Akhiri Perang