"Kami tidak akan ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan, atau melibatkan militer kami dalam sebuah konflik di mana sebuah orang saling berperang," kata Putin dalam sebuah acara partai Rusia Bersatu.
"Uni Soviet memiliki pengalaman di negara tersebut. Kami telah belajar dari pengalaman itu," sambungnya, dilansir dari laman The New Arab, Rabu, 25 Agustus 2021.
Rusia menginvasi Afghanistan di tahun 1979 untuk mendukung pemerintahan komunis saat itu yang sedang berseteru dengan kelompok gerilyawan Muslim.
Perang berkepanjangan di Afghanistan selama satu dekade di era Uni Soviet telah menewaskan dua juta warga lokal dan membuat tujuh juta lainnya kehilangan tempat tinggal. Di kubu Uni Soviet, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 14 ribu.
Pernyataan Putin disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat seolah-olah "menggadaikan" warga Afghanistan yang melarikan diri dari kelompok Taliban ke negara-negara di Asia Tengah.
Dalam sebuah kunjungan ke Hongaria, Lavrov mengatakan AS mencoba meyakinkan negara-negara Asia Tengah untuk menampung pengungsi Afghanistan yang dulu pernah bekerja untuk misi diplomatik Washington.
Lavrov tak habis pikir mengapa orang-orang yang dulu pernah bekerja untuk misi diplomatik AS tidak langsung dibawa ke Negeri Paman Sam.
"Warga Afghanistan yang pernah bekerja bersama AS mungkin sudah pernah menjalani pemeriksaan keamanan. Mengapa AS membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memberikan mereka visa?" tanya Lavrov.
Sekitar 1.500 warga Afghanistan telah mengungsi ke Uzbekistan setelah Taliban berkuasa di Kabul pada 15 Agustus. Pekan kemarin, Putin pernah mempertanyakan mengapa negara-negara Barat mencoba menempatkan pengungsi Afghanistan di Asia Tengah.
Baca: Putin Ingatkan Potensi Militan Afghanistan Menyamar Jadi Pengungsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News