Sebanyak 125 orang lainnya masih belum ditemukan di Rio Grande do Sul, di mana ketinggian air sejumlah sungai-sungai dilaporkan meningkat. Layanan cuaca Metsul menyebut situasi ini "sangat mengkhawatirkan."
Pada Sabtu malam, pemerintah Brasil mengumumkan pengeluaran darurat sekitar USD2,34 miliar untuk menangani krisis cuaca buruk yang telah menyebabkan lebih dari 538.000 orang di Rio Grande do Sul telantar. Total populasi di negara bagian tersebut sekitar 10,9 juta jiwa.
Mengutip dari India Today pada Senin, 13 Mei 2024, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan negaranya akan membangun kembali apa yang telah hancur.
"Kita tahu tidak semuanya bisa pulih. Ibu kehilangan anaknya, dan anak kehilangan ibunya," kata Lula di media sosial X, dalam pernyataan memperingati Hari Ibu.
Pada hari Sabtu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pemerintahannya telah melakukan kontak dengan pemerintah Brasil untuk memberikan bantuan.
"Pikiran dan doa kami tertuju pada orang-orang yang terkena dampak tragedi ini dan para pekerja pertolongan pertama yang berupaya menyelamatkan dan memberikan perawatan medis kepada keluarga dan individu," sebut Biden.
Hujan deras terus mengguyur Rio Grande do Sul pada hari Minggu, dan diperkirakan terus terjadi hingga Senin ini. Kurang dari dua minggu setelah hujan mulai turun, negara bagian itu kembali waspada dengan risiko kenaikan air hingga mencapai rekor tertinggi di danau Guaiba, dekat ibu kota Porto Alegre.
Rio Grande do Sul berada pada titik pertemuan geografis antara atmosfer tropis dan kutub, yang menciptakan pola cuaca dengan periode hujan deras atau kekeringan. Ilmuwan lokal meyakini pola ini semakin intensif akibat perubahan iklim.
Baca juga: 75 Orang Tewas Imbas Banjir Brasil, Ratusan Lain Hilang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News