Peternakan satwa liar ini banyak ditemukan di sekitar provinsi Yunnan, sebelah selatan Tiongkok. Kemungkinan besar mereka memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus awal covid-19 ditemukan pada akhir 2019 lalu.
Beberapa dari hewan liar tersebut bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. WHO diperkirakan akan merilis temuannya dalam laporan beberapa pekan mendatang.
Pada Januari lalu, tim ahli WHO melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menyelidiki awal mula pandemi yang telah menginfeksi lebih dari 120 juta orang di dunia ini. Banyak teori konspirasi beredar mengenai awal mula covid-19, termasuk kabar virus itu lolos dari laboratorium di Wuhan.
Baca juga: WHO Imbau Negara-negara Tidak Hentikan Vaksinasi
Konsensus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa virus korona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara. Itulah tepatnya yang ditemukan oleh penyelidikan WHO.
"Virus itu kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Tiongkok selatan ke hewan di peternakan satwa liar, dan kemudian ke manusia," tutur Daszak, dilansir dari Live Science, Jumat, 19 Maret 2021.
Peternakan satwa liar adalah bagian dari proyek yang telah dipromosikan pemerintah Negeri Tirai Bambu selama 20 tahun untuk mengangkat penduduk desa keluar dari kemiskinan.
"Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," kata Daszak.
Namun, kata Daszak, pada Februari 2020, Beijing menutup peternakan itu, kemungkinan karena pemerintah Tiongkok mengira bahwa itu adalah bagian dari jalur transmisi dari kelelawar ke manusia.
"Pemerintah mengirimkan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh atau membakar hewan dengan cara yang tidak menyebarkan penyakit," terangnya.
Banyak dari peternakan ini membiakkan hewan yang dapat membawa virus korona, termasuk musang, kucing, dan trenggiling. Sebagian besar berlokasi di dan dekat provinsi Yunnan, tempat para ilmuwan sebelumnya menemukan virus kelelawar yang 96% mirip dengan SARS-CoV-2.
Namun, WHO masih belum mengetahui jenis hewan yang membawa virus kelelawar ke manusia.
"Saya pikir SARS-CoV-2 pertama kali menyerang orang-orang di Tiongkok Selatan. Tampaknya seperti itu," kata Daszak.
"Tiongkok menutup jalur itu karena suatu alasan," imbuhnya.
Ia menutup pernyataannya jika inilah jalur penularan paling memungkinkan yang juga akan disimpulkan dalam laporan WHO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News