"Diskusi terkait ekspor senjata, kami memiliki kerangka hukum di Swiss (yang melarang) untuk melakukan hal tersebut," ujar Berset, dilansir dari AFP, Rabu, 8 Maret 2023.
"Untuk pemerintah dan Dewan Federal, kami harus, dan kami ingin, mempertahankan kerangka hukum ini dan bekerja dalam kerangka hukum ini," tambahnya.
Meski mendapat tekanan dari Ukraina dan sekutunya, Swiss menolak mengizinkan negara-negara yang memegang senjata buatannya untuk mengekspornya ke Kyiv. Swiss juga menolak permintaan eksplisit dari Jerman, Spanyol, dan Denmark.
Ada beberapa wacana di parlemen untuk melonggarkan aturan ekspor ulang. Namun, keputusan itu kemungkinan baru bisa ditetapkan berbulan-bulan lagi.
"Jika parlemen setuju untuk mengubah kerangka hukum ini, maka kami akan bekerja dalam konteks kerangka hukum baru, tetapi itu juga butuh waktu," kata Berset.
Tapi, ia menekankan bahwa untuk kerangka hukum saat ini, "tidak mungkin dilakukan pengecualian."
Sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, sejumlah negara Barat meramai-ramai menunjukkan dukungannya kepada Ukraina.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara terdepan yang mengalokasikan anggaran besar dalam bentuk bantuan militer kepada Ukraina. Sejumlah negara sekutu AS, terutama yang ada di Eropa, juga mengirimkan bantuan serupa kepada Kyiv. (Vania Augustine Dilia)
Baca juga: Polandia Kirim Gelombang Pertama Tank Leopard 2 ke Ukraina
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News