Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden AS terpilih Donald Trump pada Sabtu 14 Desember 2024 malam mengenai isu-isu mendesak di Timur Tengah.
Mengutip dari The New Daily, Senin, 16 Desember 2024. salah satu topik utama adalah upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza, yang menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Trump saat ia resmi menjabat pada 20 Januari mendatang.
Pada serangan Hamas terhadap Israel tanggal 7 Oktober 2023, lebih dari 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang diculik, termasuk warga negara ganda Israel-Amerika, menurut data Israel.
Hingga kini, lebih dari 100 sandera telah dibebaskan melalui negosiasi atau operasi militer Israel. Namun, dari sisa sandera yang masih berada di Gaza, sekitar separuhnya diyakini masih hidup.
Sebagai tanggapan atas serangan itu, Israel telah melakukan serangan balasan besar-besaran yang, menurut otoritas di Gaza, telah menyebabkan hampir 45.000 orang tewas, mayoritas dari mereka adalah warga sipil.
Serangan ini juga memaksa hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan kehancuran besar di wilayah tersebut.
Utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff, minggu lalu memperingatkan bahwa situasi akan semakin memburuk jika para sandera tidak dibebaskan sebelum Trump dilantik. Pada awal Desember, Trump juga menyatakan bahwa akan ada "konsekuensi berat" jika pembebasan sandera tidak tercapai sebelum masa jabatannya dimulai.
Netanyahu menggambarkan panggilannya dengan Trump sebagai diskusi yang “sangat bersahabat, hangat, dan penting.” Ia menambahkan bahwa pembicaraan tersebut juga mencakup upaya-upaya yang sedang dilakukan Israel untuk memastikan pembebasan para sandera.
“Kami membahas pentingnya menyelesaikan kemenangan Israel, dan berbicara panjang lebar tentang langkah-langkah yang kami ambil untuk membebaskan sandera,” kata Netanyahu.
Situasi di Suriah
Selain membahas Gaza, Netanyahu juga mendiskusikan perkembangan terbaru di Suriah setelah jatuhnya Presiden Bashar al-Assad. Israel dilaporkan telah melakukan ratusan serangan terhadap persenjataan strategis di Suriah dalam beberapa hari terakhir, serta memindahkan pasukan ke zona demiliterisasi di dalam wilayah Suriah.Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak mencari konflik dengan Suriah, tetapi aksi-aksi militer yang dilakukan bertujuan untuk mencegah ancaman potensial dan menghindari pengambilalihan oleh elemen teroris di dekat perbatasan Israel.
"Kami tidak memiliki kepentingan dalam konflik dengan Suriah," kata Netanyahu.
"Namun, tindakan kami ditujukan untuk mencegah ancaman potensial dari Suriah dan memastikan bahwa elemen-elemen teroris tidak menguasai wilayah yang dekat dengan perbatasan kami,” tambahnya. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Negosiasi Gencatan Senjata Capai Kemajuan, Hamas-Israel Bertukar Nama Sandera
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News