Hal ini disampaikan oleh juru bicara Guterres dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, 28 Januari 2024.
Mengutip dari laman CGTN, investigasi oleh Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB segera diaktifkan ketika Guterres bertekad meminta pertanggungjawaban para staf UNRWA yang terlibat dalam aksi teror, termasuk melalui penuntutan pidana.
Menurut pernyataan tersebut, dari 12 orang yang terlibat dalam tuduhan, sembilan telah diidentifikasi dan jabatan mereka langsung diberhentikan oleh Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini. Satu orang dipastikan tewas, dan identitas dua lainnya masih dalam proses klarifikasi.
Sekjen PBB juga mengimbau negara-negara yang telah menangguhkan kontribusi pendanaan kepada UNRWA untuk menjamin kelangsungan operasi UNRWA yang selama ini memberikan bantuan penting kepada dua juta warga sipil di Gaza yang dilanda konflik.
"Tindakan menjijikkan yang dilakukan para staf ini pasti mempunyai konsekuensi," tutur Guterres.
"Namun puluhan ribu pria dan wanita yang bekerja untuk UNRWA, banyak di antara mereka yang berada dalam situasi paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan, tidak boleh dihukum. Kebutuhan populasi (Gaza) harus dipenuhi," sambungnya.
Baca juga: Kecam Penangguhan Aliran Dana, UNRWA: Warga Gaza Bergantung pada Pendanaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News