Rusia dan Tiongkok veto resolusi gencatan senjata Gaza yang diajukan AS. (AFP)
Rusia dan Tiongkok veto resolusi gencatan senjata Gaza yang diajukan AS. (AFP)

Rusia-Tiongkok Veto Resolusi Gencatan AS

Marcheilla Ariesta • 22 Maret 2024 23:01
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal meloloskan rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) terkait gencatan senjata di Gaza. Resolusi itu menyerukan gencatan senjata berkelanjutan di kantong Palestina tersebut.
 
Rusia dan Tiongkok sama-sama menggunakan hak veto, yang hanya dimiliki anggota tetap DK PBB. Menurut Moskow, resolusi yang ditawarkan AS adalah 'tontonan munafik'. 
 
Pasalnya, kata mereka, tidak menekan Israel.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan rancangan tersebut sangat dipolitisasi dan memberi lampu hijau bagi Israel untuk melancarkan operasi militer di kota Rafah, paling selatan Gaza, tempat lebih dari 1,5 juta warga Palestina berlindung.
 
Nebenzia mengatakan tidak ada seruan gencatan senjata dalam teks resolusi tersebut dan menuduh kepemimpinan AS “sengaja menyesatkan komunitas internasional”.
 
Ia mengatakan kepada rekan-rekan duta besarnya bahwa jika mereka meloloskan resolusi tersebut, “kalian akan malu.”
 
Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Rusia lebih memprioritaskan politik daripada kemajuan dalam memveto resolusi tersebut, dan melemparkan batu ketika mereka tinggal di rumah kaca.
 
Dia menambahkan bahwa baik Rusia maupun Tiongkok tidak melakukan apa pun yang berarti untuk memajukan perdamaian. 
 
Rncangan yang diajukan ke Dewan pada hari ini menerima 11 suara mendukung, tiga suara menentang, dari Rusia, Tiongkok dan Aljazair, dan satu abstain dari Guyana.
 
Rancangan resolusi alternatif
 
Dilansir dari Al Jazeera, Jumat, 22 Maret 2024, AS, sekutu terdekat Israel, telah memveto tiga resolusi yang menuntut gencatan senjata, yang terbaru adalah resolusi yang didukung Arab yang didukung oleh 13 anggota dewan dan satu abstain pada tanggal 20 Februari.
 
Sehari sebelumnya, AS telah mengedarkan resolusi saingannya, yang mengalami perubahan besar selama negosiasi sebelum pemungutan suara pada hari Jumat ini.
 
Rencana awalnya akan mendukung gencatan senjata sementara terkait dengan pembebasan semua sandera, dan rancangan sebelumnya akan mendukung upaya internasional untuk melakukan gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan penyanderaan.
 
Pada Jumat, Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, mengatakan bahwa jika Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi pada Februari, ribuan nyawa tak berdosa bisa diselamatkan. Lebih dari 32.000 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah tewas sejak perang dimulai Oktober lalu.
 
"Angka-angka ini mewakili kehidupan dan harapan yang telah hancur," kata Bendjama, seraya menambahkan bahwa teks AS tidak menyebutkan tanggung jawab Israel atas kematian mereka.
 
Sementara itu, 10 anggota terpilih Dewan Keamanan telah menyusun resolusi mereka sendiri, yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada 10 Maret, “dihormati oleh semua pihak yang mengarah pada gencatan senjata permanen yang berkelanjutan”.
 
Resolusi ini juga menuntut “pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera” dan menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan ke seluruh Jalur Gaza.
 
Prancis juga akan menyusun resolusi baru PBB untuk gencatan senjata di Gaza, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat.
 
“Menyusul veto Rusia dan Tiongkok beberapa menit yang lalu, kami akan melanjutkan pekerjaan berdasarkan rancangan resolusi Perancis di Dewan Keamanan dan bekerja dengan mitra Amerika, Eropa, dan Arab untuk mencapai kesepakatan,” kata Macron di akhir dari pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di Brussels.
 
Baca juga: Menlu AS Sebut Negaranya Ajukan Rancangan Resolusi PBB Terkait Gencatan Senjata Gaza
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan