"Sebenarnya, kami sebenarnya memiliki sebuah resolusi yang kami ajukan saat ini ke Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera. Kami sangat berharap negara-negara akan mendukungnya," kata Blinken, seperti dikutip AFP, Kamis 21 Maret 2024.
“Saya pikir hal itu akan mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat,” ungkap Blinken kepada media Arab Saudi, Al Hadath pada Rabu saat berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas perang antara Israel dan Hamas.
Amerika Serikat, pendukung utama Israel, sebelumnya menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menghalangi badan dunia tersebut menyerukan gencatan senjata segera di wilayah Palestina.
“Tentu saja, kami mendukung Israel dan haknya untuk membela diri. Tapi pada saat yang sama, sangat penting bagi warga sipil yang berada dalam bahaya dan sangat menderita agar kita fokus pada mereka,” tutur Blinken.
“Kita mengambil tindakan untuk melindungi mereka, prioritas mereka, melindungi warga sipil, memberi mereka bantuan kemanusiaan,” ucap Blinken.
Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan kemudian mengadakan pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman segera setelah mendarat di kerajaan tersebut pada Rabu pada leg pertama tur regional yang akan mencakup Mesir pada Kamis dan kemudian Israel.
Kunjungan ini merupakan yang keenam ke Timur Tengah sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.
Tur Blinken berjalan paralel dengan perundingan di Qatar, di mana para mediator bertemu untuk hari ketiga pada hari Rabu dalam upaya baru untuk mengamankan gencatan senjata tetapi dengan sedikit indikasi akan adanya kesepakatan dalam waktu dekat.
Rencana yang sedang dibahas di Qatar akan menghentikan sementara pertempuran karena sandera ditukar dengan tahanan Palestina dan pengiriman bantuan ditingkatkan.
Perang Gaza paling berdarah yang pernah terjadi terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan juga menyandera sekitar 250 sandera, yang diyakini Israel 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 33 orang yang diperkirakan tewas.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, militer Israel telah melancarkan serangan balasan terhadap Hamas yang telah menewaskan hampir 32.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News