Minggu ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Ukraina menjalankan laboratorium senjata kimia dan biologi dengan dukungan AS. Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menyebut klaim Rusia "tidak masuk akal dan mengatakan itu bisa menjadi bagian dari upaya Rusia untuk meletakkan dasar bagi penggunaan sendiri senjata pemusnah massal semacam itu terhadap Ukraina.
Baca: AS Diduga Miliki Lab Senjata Biologis di Ukraina, Tiongkok Tuntut Penjelasan.
"Ini semua adalah taktik yang jelas dilakukan oleh Rusia untuk mencoba membenarkan serangannya yang direncanakan lebih lanjut, tidak beralasan, dan tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina," tulis Psaki di Twitter pada Rabu 9 Maret 2022, yang dikutip dari AFP Kamis 10 Maret 2022.
“Sekarang Rusia telah membuat klaim palsu ini dan Tiongkok tampaknya telah mendukung propaganda ini, kita semua harus waspada terhadap Rusia yang mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina atau untuk membuat operasi bendera palsu menggunakan mereka,” tuturnya.
Menurut Psaki, AS selama berbulan-bulan telah memperingatkan tentang operasi ‘bendera palsu’ Rusia untuk membuat dalih untuk invasi. Peringatan Rabu menyarankan Rusia mungkin berusaha untuk menciptakan kepura-puraan untuk lebih meningkatkan konflik di saat serangan Rusia melambat, karena perlawanan Ukraina yang lebih kuat dari perkiraan tetapi tidak berhenti.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Chumakov mengulangi tuduhan itu pada Rabu, mendesak media Barat untuk meliput "berita tentang laboratorium biologi rahasia di Ukraina."
Penggunaan senjata kimia
Komunitas internasional selama bertahun-tahun telah menilai bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia sebelumnya dalam melakukan upaya pembunuhan terhadap musuh Putin seperti Alexey Navalny dan mantan mata-mata Sergei Skripal. Rusia juga mendukung pemerintah Assad di Suriah, yang telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya dalam perang saudara selama satu dekade.Ditanya oleh seorang jurnalis Rusia tentang klaim tersebut, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, "Pada titik ini tidak memiliki informasi untuk mengkonfirmasi laporan ini atau tuduhan tentang laboratorium semacam ini."
"Rekan-rekan kami di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah bekerja dengan pemerintah Ukraina, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya aktivitas apa pun dari pemerintah Ukraina yang tidak konsisten dengan kewajiban perjanjian internasionalnya, termasuk senjata kimia atau senjata biologis," Dujarric menambahkan.
Rusia memiliki sejarah panjang dalam menyebarkan disinformasi tentang penelitian senjata biologis AS. Pada 1980-an, intelijen Rusia menyebarkan teori konspirasi bahwa AS menciptakan HIV, virus penyebab AIDS, di laboratorium. Baru-baru ini, media Pemerintah Rusia telah menyebarkan teori tentang penelitian berbahaya di laboratorium di Ukraina dan Georgia.
Teori konspirasi tentang laboratorium yang dikelola AS di Ukraina telah diambil oleh media yang dikendalikan Pemerintah Tiongkok dan sekarang beredar di papan pesan online yang populer di kalangan teori konspirasi covid-19 dan kelompok sayap kanan di AS.
Filippa Lentzos, dosen senior dalam sains dan keamanan internasional di King's College London, mengatakan tidak ada "laboratorium AS" di Ukraina. Sebaliknya menurut pernyataan Lentzos, ada laboratorium di negara itu yang telah menerima uang melalui program pengurangan ancaman Kementerian Pertahanan AS.
"Ini adalah fasilitas kesehatan umum dan hewan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ukraina," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id