Komite Nobel memuji Ressa dan Muratov atas “perjuangan berani mereka untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia.”
“Mereka adalah perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita ini di dunia di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk,” kata Komite Nobel dalam siaran pers setelah pengumuman pada Jumat 8 Oktober 2021.
Ressa adalah pendiri, CEO, dan editor eksekutif Rappler, outlet berita online yang meliput kebijakan dan tindakan pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte di Filipina.
“Dia (Ressa) menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengekspos penyalahgunaan kekuasaan, penggunaan kekerasan dan otoritarianisme yang berkembang di negara asalnya, Filipina,” tutur pernyataan itu.
Sementara Muratov adalah pemimpin redaksi Novaya Gazeta, sebuah surat kabar Rusia yang menerbitkan liputan kritis tentang Kremlin. Novaya Gazeta, didirikan oleh Muratov pada 1993 dan terkenal dengan pengungkapan mendalam tentang penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hak asasi manusia serta korupsi di bawah pemerintahan Rusia.
Baik Ressa dan Muratov menghadapi upaya pemerintah masing-masing untuk membungkam publikasi mereka.