Pangeran Faisal menyampaikan hal tersebut dalam wawancara bersama kantor berita CNN, di mana ia menegaskan bahwa meredakan konflik di Gaza serta menghentikan kematian warga sipil adalah fokus utama Riyadh.
“Apa yang kami lihat adalah Israel menghancurkan Gaza, dan penduduk sipil di Gaza," katanya.
"Ini sama sekali tidak perlu, sama sekali tidak bisa diterima dan harus dihentikan," ucap Pangeran Faisal, Senin, 22 Januari 2024.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Arab Saudi tidak akan mau menjalin normalisasi hubungan dengan Israel tanpa jalan yang jelas menuju kemerdekaan dan pembentukan negara Palestina.
"Itulah satu-satunya cara kita mendapatkan keuntungan. Jadi, ya, karena kita membutuhkan stabilitas, dan stabilitas hanya bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina," tutur Pangeran Faisal.
Pernyataan Faisal ini muncul ketika agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina telah memasuki bulan keempat sejak Oktober tahun lalu.
Normalisasi Israel
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, lebih dari 25.000 warga Palestina telah tewas imbas agresi Israel. Sementara itu, lebih dari 62.000 orang terluka dalam periode yang sama.Arab Saudi tak luput dari sorotan dalam konflik ini lantaran dinilai sebagai salah satu negara Arab yang seharusnya berada di garda terdepan membela Palestina.
Namun belakangan, pendirian Negeri Petro Dolar dirasa berubah. Terlebih dengan adanya berbagai rumor bahwa Riyadh tengah menjajaki upaya normalisasi hubungan dengan Israel.
Sejumlah pejabat Israel hingga Amerika Serikat bahkan dengan percaya diri mengatakan, Arab Saudi pada akhirnya akan bersedia menjalin lagi hubungan dengan Tel Aviv, sama seperti sejumlah negara Arab lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Arab Saudi: Tak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News