"Sekretaris Jenderal menyampaikan kesedihan yang mendalam dan kecamannya atas kematian ratusan warga sipil Palestina dan cedera pada ratusan lainnya yang terjadi dalam konteks operasi tersebut," ucap Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers.
Mengutip informasi yang diperoleh dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) di lapangan, Dujarric mengatakan, rumah sakit di wilayah tersebut meluap setelah operasi Israel.
Mengulangi seruan bagi semua pihak untuk melindungi warga sipil, Dujarric mengatakan bahwa setiap hilangnya nyawa adalah tragis.
Menanggapi pertanyaan Anadolu Agency tentang laporan tentara Israel memasuki kamp dengan truk bantuan selama operasi, Dujarric mengatakan mereka tidak memiliki informasi konkret mengenai laporan ini.
Namun, ia menekankan bahwa independensi operasi kemanusiaan dan pekerja bantuan harus dihormati di seluruh dunia.
"Kami tidak dikelilingi oleh penjaga bersenjata atau masyarakat itu sendiri. Kami sangat berharap itu akan terus berlanjut," kata Dujarric.
Pada Sabtu, tentara Israel membebaskan empat sandera selama operasi militer di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.
Selama operasi tersebut, sedikitnya 274 warga Palestina tewas dan 700 lainnya terluka dalam pemboman kamp tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Lebih dari 37.100 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak saat itu, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 84.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Baca juga: 274 Orang Tewas Diserang Israel, Palestina Minta Sidang Darurat DK PBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News