"Posisi kami selalu untuk melakukan gencatan senjata guna menghentikan pembunuhan rakyat kami. Resolusi ini merupakan langkah ke arah itu," ucap Dubes Mansour kepada wartawan dalam konferensi pers di New York dan dilansir Anadolu Agency, Selasa, 11 Juni 2024.
Dewan Keamanan mengadopsi resolusi tersebut dengan 14 suara mendukung, dan hanya Rusia yang abstain.
Resolusi DK PBB ini menyoroti upaya diplomatik yang dipimpin Mesir, AS, dan Qatar. Gencatan senjata yang diumumkan Biden pada 31 Mei meliputi usulan tiga fase dalam mengakhiri konflik di Gaza.
Menyampaikan rasa terima kasih kepada Aljazair atas masukannya terhadap resolusi tersebut dengan tujuan membuatnya "lebih dekat dengan tujuan hak-hak nasional rakyat Palestina," Mansour berkata: "Kami berhasil hingga batas tertentu, tetapi tentu saja, kami tidak berhasil dalam semua hal yang kami inginkan."
"Meski demikian, kami menyambut baik langkah ini, dan saya yakin bahwa semua warga Palestina menyambut baik langkah ini," ucapnya.
Seraya menyerukan implementasi resolusi dan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina, Mansour menyampaikan harapan agar resolusi tersebut mengakhiri pemindahan paksa warga Gaza dan "memungkinkan warga kami kembali ke daerah-daerah tempat mereka diusir di seluruh bagian Jalur Gaza, termasuk wilayah utara."
Ia menyerukan Israel untuk segera menerapkan resolusi tersebut, dengan menekankan pentingnya menjadikan gencatan senjata sebagai hal permanen dan memastikan pembebasan tahanan Palestina.
"Sekarang beban berada di pihak Israel untuk menerapkan resolusi ini dan segera memberlakukan gencatan senjata serta melakukan pertukaran, termasuk pembebasan tahanan Palestina, dan menjadikan gencatan senjata ini sebagai gencatan senjata yang permanen," kata Mansour.
Baca juga: Akhirnya, DK PBB Sahkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News