"Saya memprediksi hal ini akan terjadi. Kami telah bernegosiasi dengan berbagai situs lain, dan akan menyampaikan pengumuman besar dalam waktu dekat. Kami juga akan mengeksplorasi kemungkinan membangun platform kami sendiri," tulis Trump di akun Team Trump.
"Kami tidak akan bisa dibungkam!," lanjutnya, dilansir dari laman India Today pada Sabtu, 9 Januari 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Trump, Twitter bukanlah media sosial yang mengakomodasi kebebasan berbicara bagi semua pihak. Trump menuduh Twitter hanya mengizinkan kebebasan berbicara bagi gerakan Radikal Sayap Kiri.
Tidak hanya itu, Trump juga menuding Twitter telah bersekongkol dengan Partai Demokrat terkait penutupan permanen akunnya. Ia menegaskan bahwa Twitter, seperti perusahaan lainnya di AS, tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan dari pemerintah.
Selang beberapa waktu usai Trump melontarkan semua tudingannya, Twitter menutup permanen akun Team Trump.
Akun Trump sempat dikunci selama 12 jam usai sekelompok pendukungnya menyerbu masuk ke Gedung Capitol pada Rabu lalu. Setelah akunnya dibuka kembali, Trump kembali mengeluarkan pernyataan meresahkan yang tidak menurunkan ketegangan.
Twitter pun memutuskan menutup permanen akun Trump atas pertimbangan "potensi terjadinya hasutan aksi kekerasan lebih lanjut."
Baca: Twitter Tutup Permanen Akun Trump
Satu cuitan Trump sebelum penutupan akunnya secara permanen adalah, "75 juta Patriot Amerika yang memilih saya akan memiliki suara besar untuk masa mendatang. Mereka sama sekali tidak boleh diperlakukan buruk dalam bentuk apapun."
Menurut Twitter, ungkapan Trump tersebut mengindikasikan bahwa petahana "tidak berencana memfasilitasi transisi pemerintahan secara damai."
Sementara satu cuitan terakhirnya sebelum penutupan akun secara permanen adalah, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan pergi ke Inaugurasi pada 20 Januari," tulis Trump, merujuk pada pelantikan presiden terpilih Joe Biden.
(WIL)