Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky umumkan keadaan darurat./AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky umumkan keadaan darurat./AFP

Krisis Makin Parah, Ukraina Umumkan Keadaan Darurat

Marcheilla Ariesta • 24 Februari 2022 09:53
Kiev: Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan meminta warganya yang berada di Rusia untuk segera kembali. Pengumuman keadaan darurat ini dilakukan setelah penembakan yang meningkat di Ukraina timur.
 
Dua wilayah di Ukraina timur -,Donetsk dan Luhansk,- mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Rusia. Mereka meminta bantuan Moskow untuk membela wilayahnya.
 
Begitu pengakuan kemerdekaan didapatkan, Rusia mengirimkan pasukan mereka sebagai 'penjaga perdamaian' di sana. Konvoi peralatan militer termasuk sembilan tank bergerak menuju Donetsk.

Meski demikian, masih belum ada indikasi jelas jika Putin akan melancarkan serangan ke Ukraina dengan puluhan ribu tentara yang dikumpulkan dekat perbatasan.
 
"Memprediksi apa yang mungkin menjadi langkah Rusia selanjutnya, separatis atau keputusan pribadi presiden Rusia - saya tidak bisa mengatakannya," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 23 Februari 2022.
 
Ketidakpastian dan meningkatnya sanksi terhadap kepentingan Rusia oleh Washington dan sekutunya telah mengguncang pasar keuangan, dari minyak dan saham hingga gandum.
 
Rubel jatuh sekitar 3 persen karena Uni Eropa memasukkan daftar hitam anggota parlemen Rusia, membekukan aset mereka dan melarang perjalanan.
 
Washington menargetkan proyek pipa gas besar dari Rusia, dan London menargetkan utang Rusia.
 
"Hari ini, saya telah mengarahkan pemerintahan saya untuk menjatuhkan sanksi pada Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya," kata Presiden AS Joe Biden, merujuk pada perusahaan yang membangun jaringan pipa tersebut.
 
Gedung Putih mengatakan sanksi tidak mempengaruhi mantan kanselir Jerman Gerhard Schroeder, yang telah memimpin komite pemegang saham Nord Stream sejak 2005.
 
Harga minyak membalikkan penurunan awal mereka pada hari itu, sementara Wall Street tergelincir di tengah berita tentang tindakan darurat Ukraina.
 
Baca juga: Pemimpin Donetsk Inginkan Dialog dengan Ukraina Secara Damai
 
Keadaan darurat 30 hari disetujui oleh parlemen. Ini membatasi kebebasan bergerak dari cadangan wajib militer, mengekang media dan memberlakukan pemeriksaan dokumen pribadi, menurut draft teks.
 
Pembatasan ini akan mulai berlaku pada Kamis, 23 Februari ini.
 
Kiev juga telah mengumumkan wajib militer untuk semua pria yang memenuhi batas usia pertempuran. Situs web pemerintah dan negara bagian Ukraina kembali diretas pada Rabu kemarin, yang menyebabkan situs web parlemen, kabinet, dan kementerian luar negerinya terpengaruh.
 
Moskow membantah merencanakan invasi dan menggambarkan peringatan itu sebagai histeria anti-Rusia. Tetapi tidak mengambil langkah untuk menarik pasukan yang dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.
 
Namun, Rusia telah menurunkan benderanya dari kedutaan besar mereka di Kiev. Langkah itu dilakukan setelah Moskow memerintahkan para diplomatnya mengungsi karena alasan keamanan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan