Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP

Warga di Bucha Diduga Dibantai, Biden Desak Putin Diadili Atas Kejahatan Perang

Fajar Nugraha • 05 April 2022 07:52
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan. Sikap Biden menambah kecaman global atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, ketika lebih banyak gambar mengerikan dari kematian warga yang beredar luas.
 
"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan setelah mendarat di Washington dari Delaware, tempat dia menghabiskan akhir pekan.
 
"Ini menegaskan bahwa dia (Putin) adalah penjahat perang,” ujar Biden, seperti dikutip AFP, Selasa 5 April 2022.

Baca: Menlu AS 'Terpukul' Melihat Foto-Foto Jenazah di Kota Bucha Ukraina.
 
Penemuan kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat di Bucha, di luar Kiev, sebuah kota yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia. Tampaknya akan menggembleng Amerika Serikat dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.
 
"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," kata Biden.
 
Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha. Menurut Rusia kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia.
 
Penasihat Keamanan Nasional Biden Jake Sullivan mengatakan, kepada wartawan bahwa Amerika Serikat akan mencari informasi dari empat sumber untuk membangun kasus kejahatan perang: AS dan sekutunya, termasuk dinas intelijen; Pengamatan Ukraina di lapangan; organisasi internasional termasuk PBB; dan wawancara dari media independen global.
 
Dia mengatakan, Amerika Serikat akan membangun sebuah kasus di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atau tempat lain. Amerika Serikat bukan pihak ICC.
 
“Keanggotaan permanen Rusia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) berarti setiap pertanggungjawaban kejahatan perang dapat diblokir oleh Moskow di badan itu,” ucap Sullivan.
 
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut pembunuhan itu sebagai ‘genosida’ dalam pidatonya dari Bucha pada Senin ketika wartawan memasuki kota dan mendokumentasikan kehancurannya.
 
Pejabat pertahanan AS mengatakan, Pentagon tidak dapat secara independen mengonfirmasi kekejaman tersebut. Sullivan mengatakan Amerika Serikat belum melihat bukti bahwa pembunuhan mencapai tingkat genosida.
 
Ini bukan pertama kalinya Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang sejak dia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebut Moskow sebagai ‘operasi khusus’. Penunjukan itu telah merusak hubungan AS-Rusia.
 
Mengutip apa yang dia sebut gambar "mengerikan", Jim Risch, tokoh Partai Republik terkemuka di Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS mengatakan, dalam sebuah pernyataan: "Masyarakat internasional juga harus mengambil langkah-langkah nyata untuk meminta pertanggungjawaban Putin dan kroni-kroninya atas kejahatan perang mereka."
 
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, politikus Partai Demokrat Bob Menendez mengatakan: "Putin harus bertanggung jawab atas serangan tragis dan biadab ini terhadap warga sipil tak berdosa."
 
Utusan Biden untuk PBB mengumumkan bahwa Washington juga akan meminta penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan