London: Polisi Inggris mendakwa dua pria dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk Tiongkok. Salah satunya orang yang dilaporkan bekerja sebagai peneliti di parlemen Inggris untuk seorang anggota parlemen terkemuka di Partai Konservatif yang berkuasa.
Kecemasan meningkat di seluruh Eropa mengenai dugaan aktivitas spionase Tiongkok. Inggris menjadi semakin vokal mengenai kekhawatirannya dalam beberapa bulan terakhir.
Kedua pria tersebut, berusia 32 dan 29 tahun, didakwa memberikan informasi ke Tiongkok dan melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi. Mereka dijadwalkan hadir di pengadilan pada Jumat mendatang.
“Ini merupakan penyelidikan yang sangat kompleks terhadap tuduhan yang sangat serius,” kata Komandan Dominic Murphy, kepala Komando Kontra Terorisme di Kepolisian Metropolitan, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 23 April 2024.
Kedutaan Besar Tiongkok di London mengatakan, tuduhan bahwa Negeri berusaha mencuri intelijen Inggris adalah sepenuhnya dibuat-buat.
“Kami dengan tegas menentangnya dan mendesak pihak Inggris untuk menghentikan manipulasi politik anti-Tiongkok dan berhenti melakukan lelucon politik yang dibuat sendiri,” kata juru bicara kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Salah satu pria itu disebutkan oleh polisi pada Senin sebagai Christopher Cash.
Pada September, Sunday Times melaporkan bahwa Cash telah ditangkap karena menjadi mata-mata saat bekerja sebagai peneliti di parlemen untuk anggota parlemen Konservatif Alicia Kearns, ketua Komite Urusan Luar Negeri. Christopher Cash terdaftar di dokumen parlemen dari awal 2023 sebagai bekerja untuk Kearns.
Pengacara pria yang ditangkap mengeluarkan pernyataan yang menyangkal tuduhan melakukan mata-mata tanpa mengkonfirmasi identitas klien mereka. Cash tidak memiliki rincian kontak yang tersedia untuk umum dan tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Inggris menuduh Tiongkok mencuri data pemilu
Bulan lalu, pemerintah Inggris memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar Tiongkok di London setelah menuduh peretas yang didukung negara Tiongkok mencuri data dari pengawas pemilu Inggris dan melakukan operasi pengawasan terhadap anggota parlemen.
Tiongkok membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya dibuat-buat.
Pemerintah juga mengatakan pada September bahwa mata-mata Tiongkok menargetkan pejabat Inggris yang memiliki posisi sensitif dalam politik, pertahanan dan bisnis sebagai bagian dari operasi mata-mata yang semakin canggih untuk mendapatkan akses terhadap rahasia.
Secara terpisah, Jerman pada Senin mengatakan telah menangkap tiga orang karena dicurigai bekerja sama dengan dinas rahasia Tiongkok untuk menyerahkan teknologi yang dapat digunakan untuk tujuan militer.
Baca juga: Kecam AUKUS, Tiongkok Peringatkan Persaingan Kekuatan Besar di Pasifik
Cek Berita dan Artikel yang lain di