PM Inggris Boris Johnson (kanan) bersama Menlu Dominic Raab di London, 27 Agustus 2021. (JEFF GILBERT / POOL / AFP)
PM Inggris Boris Johnson (kanan) bersama Menlu Dominic Raab di London, 27 Agustus 2021. (JEFF GILBERT / POOL / AFP)

Inggris Ajukan Syarat Jika Taliban Ingin Diakui Secara Diplomatik

Willy Haryono • 30 Agustus 2021 09:36
London: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa pengakuan diplomatik terhadap Taliban oleh dunia Barat memungkinkan, namun kelompok tersebut harus terlebih dahulu memenuhi sejumlah syarat dan ketentuan.
 
Taliban telah menguasai Afghanistan dengan merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus lalu. Sejauh ini, belum ada satu pun negara atau organisasi internasional yang secara resmi mengakui kepemimpinan Taliban.
 
"Jika rezim baru di Kabul menginginkan pengakuan diplomatik, atau mencairkan jutaan (dolar) yang saat ini dibekukan, mereka harus memastikan membuka akses aman bagi orang yang ingin pergi ke negara lain, menghormati hak-hak perempuan, dan mencegah Afghanistan menjadi inkubator teror global," tutur PM Johnson, dikutip dari laman Tass, Senin, 30 Agustus 2021.

"Bersama para sekutu di Amerika dan Eropa serta seluruh dunia, kami akan berinteraksi dengan Taliban bukan atas dasar apa yang mereka katakan, tapi atas apa yang mereka lakukan," sambungnya.
 
Tumbangnya Kabul pada 15 Agustus terjadi usai presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, melarikan diri ke negara lain. Amrullah Saleh yang merupakan pendamping Ghani mendeklarasikan diri sebagai pelaksana tugas presiden,
 
Meski deklarasi Saleh belum diakui komunitas internasional, ia menyerukan masyarakat Afghanistan untuk bergabung dalam gerakan melawan Taliban dari Lembah Panjshir.
 
Kelompok resistensi anti-Taliban di Lembah Panjshir dipimpin Ahmad Massoud, putra dari komandan gerilyawan ternama Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
 
Baca:  Hambat Gerakan Perlawanan, Taliban Matikan Internet di Lembah Panjshir
 
Saat ini, AS dan beberapa negara Barat masih mengevakuasi warga negara mereka dari Afghanistan melalui bandara Kabul. Evakuasi dijadwalkan berakhir pada 31 Agustus besok, dan Taliban menegaskan akan adanya konsekuensi jika misi tersebut diperpanjang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan