Dasasila Bandung, lanjut Menlu Retno, mempunyai serangkaian nilai yang dapat digunakan komunitas global dalam menghadapi beragam tantangan saat ini, setidaknya dalam tiga isu utama.
"Pertama, terkait mendorong kesetaraan antar negara. Kesenjangan vaksin (Covid-19) terus berlangsung hingga saat ini. Diskriminasi dan politisasi vaksin terus memperlebar ketimbangan, dan pemulihan global pun berjalan tidak merata," ujar Menlu Retno dalam acara Commemorative Summit Gerakan Non-Blok di Beograd, Senin, 11 Oktober 2021.
"Kesetaraan vaksin adalah tes moral terbesar kita. Dasasila Bandung menyerukan kesetaraan untuk semua negara. Inilah mengapa GNB harus dapat bergerak dalam kesatuan dan solidaritas untuk mendorong distribusi vaksin yang adil dan merata," sambungnya.
Poin kedua adalah mengenai nilai-nilai kerja sama. Menlu Retno menyebut, rivalitas geopolitik telah mengancam semangat bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan beragam tantangan global lainnya. Tantangan terbesar umat manusia, yakni perubahan iklim, disebut Menlu Retno tidak dapat dihadapi dengan pendekatan zero-sum.
"Dasasila Bandung menyerukan kepada kita untuk mendorong kooperasi dan kepentingan bersama," ungkap Menlu Retno.
Ketiga, penghormatan kepada keadilan. Dalam hal ini, Menlu Retno mengaitkannya dengan perjuangan bangsa Palestina dalam mendapatkan negara independen dan berdaulat. "Dasasila Bandung memberikan mandat kepada GNB untuk mendukung Palestina dalam perjuangan mereka meraih keadilan," tutur Menlu Retno.
Baca: Menlu RI Serukan Dukungan terhadap Perjuangan Palestina di KTM GNB
Di akhir pidato, Menlu Retno meminta negara anggota GNB mendukung Indonesia dalam menominasikan arsip KTT ke-1 GNB pada tahun 1961 untuk dijadikan Memory of the World UNESCO.
"Mari jadikan sejarah dari gerakan ini sebagai pengingat akan nilai, idealisme, dan prinsip kita bersama. Bersama-sama, kita dapat membangun dunia yang lebih baik dan lebih kuat," pungkas Menlu Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News