Geng-geng bersenjata yang menguasai sebagian besar negara melancarkan upaya terkoordinasi untuk menggulingkan Henry pekan lalu, menyerang bandara, penjara dan kantor polisi dan mengancam perang saudara skala penuh.
“Situasinya kritis,” kata anggota Dewan Keamanan Ekuador, yang duta besarnya untuk PBB Jose Javier De La Gasca Lopez-Dominguez menyerukan pertemuan pada hari Rabu, seperti dikutip AFP pada Kamis, 7 Maret 2024.
Amerika Serikat menyerukan perdana menteri untuk mengadakan pemilihan umum yang bebas. Namun tidak mendesak pengunduran dirinya, yang mana sebuah tuntutan utama dari pemimpin geng yang berkuasa Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier.
Berkuasa sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 2021, Henry dijadwalkan meninggalkan jabatannya pada Februari tetapi malah menyetujui kesepakatan pembagian kekuasaan dengan oposisi sampai pemilihan umum baru diadakan.
Baca: Haiti Kian Mencekam, Geng Bersenjata Coba Kuasai Bandara Ibu Kota. |
Cherizier pada Selasa, memperingatkan bahwa kekacauan yang memburuk akan menyebabkan perang saudara dan pertumpahan darah massal, kecuali bila Henry mundur.
Setidaknya 15.000 orang telah meninggalkan daerah yang paling parah terkena dampak di Port-au-Prince. Kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan pada hari Rabu, bahwa situasi tersebut “sangat tidak dapat dipertahankan” dengan 1.193 orang terbunuh di seluruh negeri tahun ini akibat kekerasan geng.

Jimmy ‘Barbecue’ Cherizier. Foto: AFP
Duta Besar Malta untuk PBB, Vanessa Frazier mengatakan bahwa setiap negara anggota badan keamanan tertinggi tersebut memiliki keprihatinan yang sama, bahwa situasi keamanan jelas memprihatinkan.
Di tengah kerusuhan terbaru, Henry tidak bisa kembali ke rumah. Ia berada di Kenya untuk mendorong pengerahan misi polisi multinasional yang didukung PBB untuk membantu menstabilkan negaranya ketika upaya untuk menggulingkannya dimulai.
“Situasi ini memerlukan, pengerahan misi sesegera mungkin,” tambah duta besar Ekuador.
Tembakan telah menghentikan beberapa penerbangan di Bandara Internasional Toussaint Louverture, dan Henry tidak diberi izin untuk mendarat di negara tetangga Republik Dominika pada hari Selasa.
Dia kemudian mendarat di Puerto Rico, wilayah AS, kata juru bicara gubernur pulau itu, meskipun tidak dirincikan berapa lama ia akan tinggal.
Blok regional Karibia, Caricom, memperingatkan bahwa krisis yang meningkat ini diperburuk oleh tidak adanya lembaga-lembaga penting yang berfungsi, seperti kepresidenan dan parlemen.
“Harus ada solusi politik untuk mendukung stabilisasi keamanan dan upaya kemanusiaan,” kata Mohamed Irfaan Ali, Presiden Guyana dan ketua Caricom saat ini.
Geng menguasai jalan
Para pejabat Haiti telah memohon bantuan internasional selama berbulan-bulan untuk membantu pasukan keamanan mereka yang kewalahan, ketika geng-geng tersebut bergerak keluar ibu kota dan memasuki daerah pedesaan.Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam, yang telah diperpanjang hingga Rabu.
Saat malam semakin larut, pasukan keamanan bersenjata lengkap yang mengenakan helm balistik berjaga di titik-titik penting di Port-au-Prince, yang lebih sepi dari biasanya.
Mengutip “situasi keamanan yang memburuk dengan cepat,” Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres minggu ini menyerukan dukungan keuangan yang mendesak untuk misi polisi multinasional.
“Ratusan ribu anak-anak dan keluarga mengungsi dan terputus dari layanan penyelamatan nyawa dan bantuan ketika kelompok bersenjata menguasai jalanan,” Catherine Russell, kepala Unicef, mengatakan pada hari Selasa.
“Dunia tidak boleh berpangku tangan,” tegas Russell.
Haiti, negara termiskin di belahan bumi Barat, telah berada dalam kekacauan selama bertahun-tahun, dan pembunuhan Moise membuat negara tersebut semakin kacau balau.
Tidak ada pemilu yang diadakan sejak tahun 2016 dan kursi kepresidenan pun masih kosong.
“Meskipun ada tekanan yang meningkat terhadap Henry dari Amerika Serikat, kami jelas tidak mendorong perdana menteri untuk mengundurkan diri,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
“Tetapi kami telah menggarisbawahi bahwa sekarang adalah waktu untuk menyelesaikan kesepakatan politik untuk membantu Haiti menuju masa depan yang lebih baik,” sebut Jean-Pierre.
Dia menambahkan Amerika Serikat tidak akan membantu Henry untuk kembali ke negaranya, atau mendiskusikan perjalanannya.
Antara kekerasan, krisis politik, dan kekeringan selama bertahun-tahun, sekitar 5,5 juta warga Haiti atau sekitar setengah populasi, tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Setelah tertunda selama berbulan-bulan, Dewan Keamanan PBB akhirnya memberikan lampu hijau pada bulan Oktober untuk misi kepolisian multinasional yang dipimpin oleh Kenya.
Namun pengerahan itu terhenti oleh pengadilan Kenya.
Nairobi dan Port-au-Prince menandatangani perjanjian bilateral pada hari Jumat mengenai misi tersebut, namun masih belum ada tanggal pasti mulainya. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News