Menurut data CDC, seperti dikutip dari laman Xinhua, Selasa 29 November 2022, subvarian BQ.1.1 menghasilkan sekitar 29,4 persen dari varian yang beredar dalam sepekan terakhir di seantero AS hingga 26 November. Sementara untuk BQ.1, angkanya diperkirakan mencapai 27,9%.
Kedua varian tersebut merupakan turunan dari subvarian BA.5 Omicron. Kedua subvarian itu telah menggantikan BA.5 sebagai varian paling dominan di Negeri Paman Sam.
Data CDC menunjukkan bahwa BA.5 menyumbang sekitar 19,4 persen dari infeksi baru dalam sepekan terakhir.
CDC juga melacak XBB, varian baru Covid-19 yang saat ini berstatus variant of concern (VOC). Angka infeksi XBB telah berkembang menjadi sekitar 3,1 persen dari total kasus baru Covid-19 di level nasional AS.
XBB berada di balik wabah Covid-19 terbaru di sejumlah negara Asia Selatan. Angka infeksi dari varian tersebut juga meningkat dari seluruh dunia, termasuk di kalangan pelancong internasional.
Covid-19 pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019. Selang beberapa bulan setelahnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi.
Walau sebagian besar kasus Covid-19 sudah terkendali di banyak negara, WHO belum menyatakan akhir dari pandemi. Di Tiongkok, angka kasus harian Covid-19 kembali naik dalam beberapa bulan terakhir.
Tiongkok tetap menerapkan kebijakan "Nol Covid" dalam menangani Covid-19, meski sebagian besar negara sudah mencoba hidup berdampingan dengan virus tersebut. (Mustafidhotul Ummah)
Baca: Studi Afrika Selatan: Varian Covid-19 Berikutnya Mungkin Lebih Berbahaya
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id