Pertemuan bilateral ini digelar di billateral booth di Markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Pertemuan ini merupakan lanjutan dari sejumlah agenda delegasi Indonesia dalam Sidang Majelis Umum ke-77 PBB.
Dalam pertemuan ini, Menlu Retno dan Griffiths membahas sejumlah hal terkait isu global, di antaranya dampak lanjutan krisis konflik Rusia dan Ukraina terutama terkait distribusi pupuk dan pangan, Presidensi Indonesia dalam G20 dan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang, hingga isu krisis kemanusiaan di kawasan di Myanmar dan Afghanistan.
"Sejauh ini sudah ada tiga pertemuan. Pertama, dengan Sekjen PBB kemarin, kemudian tadi pagi Griffiths, dan baru saja dengan Menlu Belanda. Dengan sekjen PBB intinya kita membahas mengenai beberapa isu, termasuk isu mengenai Ukraina, tetapi lebih dari sisi pangannya," jelas Menlu Retno usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Belanda Woepke Hoekstra di Markas PBB.
Dalam pertemuan dengan Griffith, Menlu Retno menekankan terkait ekspor pangan dari Ukraina dan gandum serta pupuk dari Rusia, terutama di saat perang antara Rusia dan Ukraina pecah sejak Februari lalu. Ia menyebut jika terjadi hambatan distribusi pupuk dan pangan akibat perang antar kedua negara, maka yang paling terdampak adalah negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Kita tahu kalau hambatan pangan ini masih ada, maka yang paling terdampak adalah negara berkembang, dan kebetulan Bapak Presiden (Joko Widodo) menjadi salah satu champion dari grup yang dibentuk sekjen PBB, yaitu Global Crisis Response Group yang khusus membahas dampak pangan energi dan keuangan dari terjadinya perang," tambah Menlu Retno.
Sebelumnya pada Minggu lalu, Menlu Retno juga bertemu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Keduanya membahas sejumlah hal, mulai dari konflik Myanmar, Presidensi Indonesia di G20, hingga peningkatan koordinasi PBB dengan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023.
Selain bertemu dengan Guterres dan Griffiths, Menlu Retno juga diagendakan bertemu sejumlah pejabat negara lainnya seperti Belanda dan negara ASEAN lainnya. Pertemuan trilateral hingga multilateral juga dijadwalkan akan dihadiri Menlu Retno sepanjang pekan pertemuan tinggkat tinggi dal Sidang Majelis Umum PBB hingga 26 September 2022 mendatang.
Dalam Sidang Majelis Umum PBB ini, Menlu Retno juga akan menyampaikan pidato mewakili Presiden Joko Widodo di Markas Besar PBB.
Baca: Belanda Apresiasi Presidensi Indonesia di G20
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News