Dalam pengumuman yang diunggah di Facebook, Tim Tanggap Darurat Komputer Ukraina (CERT) mengatakan, para peretas menggunakan email pencuri kata sandi untuk membobol akun email tentara Ukraina.
Mereka juga dilaporkan menggunakan buku alamat yang disusupi untuk mengirim pesan jahat lebih lanjut.
"Kelompok (peretas) ini berbasis di Minsk dengan nama sandi 'UNC1151' atas peretasan tersebut," kata CERT, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 26 Februari 2022.
Baca juga: Atasi Serangan Rusia, Pemerintah Ukraina Minta Bantuan Hacker
"Kami mengidentifikasi anggotanya sebagai perwira militer Belarusia," sambung CERT.
Ukraina telah diterpa intrusi digital dan tindakan penolakan layanan baik menjelang dan selama invasi Rusia. Namun, mereka juga mengajak hacker di negara itu untuk bergabung melawan invasi Rusia.
Ketika pasukan Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina, menurut dua orang yang terlibat dalam proyek tersebut, permintaan sukarelawan mulai muncul di forum peretas pada Kamis pagi waktu setempat.
"Komunitas siber Ukraina! Saatnya untuk terlibat dalam pertahanan siber negara kita," bunyi postingan tersebut, meminta para peretas dan pakar keamanan siber untuk mengirimkan aplikasi melalui Google docs.
Yegor Aushev, salah satu pendiri perusahaan keamanan siber di Kiev, mengatakan, dia menulis postingan itu atas permintaan pejabat senior Kementerian Pertahanan yang menghubunginya pada Kamis.
Namun, ia mengakui upaya untuk membangun kekuatan militer siber datang terlambat. Aushev mengatakan para sukarelawan akan dibagi menjadi unit cyber defensif dan ofensif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News