Jatuhnya Luhansk ke tangan Rusia merupakan kemenangan strategis bagi Moskow. Sejak awal invasi pada 24 Februari, Rusia menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah "membebaskan" wilayah Donetsk dan Luhansk.
Negara-negara Barat mengecam alasan tersebut, karena Donetsk dan Luhansk secara resmi merupakan bagian dari wilayah Ukraina.
Dikutip dari Telegraph, Senin, 4 Juli 2022, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah menginformasikan Presiden Vladimir Putin bahwa Luhansk telah berhasil "dibebaskan."
Sebelumnya, ia juga telah menginformasikan bahwa sejumlah desa yang berada di sekitar Lysychansk telah berhasil direbut dari tangan Ukraina.
"Kami telah menguasai sepenuhnya kota Lysychansk," ucap Shoigu.
Baca: Pasukan Rusia Rebut Kota Lysychansk di Ukraina Timur
Militer Ukraina belum berkomentar mengenai jatuhnya Lysychansk maupun Luhansk secara keseluruhan. Sejumlah pejabat Ukraina hanya mengatakan bahwa klaim "pembebasan" wilayah merupakan propaganda perang Rusia.
"Pasukan Ukraina kemungkinan sengaja mundur dari Lysychansk, yang berujung pada perebutan kota tersebut oleh Rusia pada tanggal 2 Juli," kata sejumlah analis dari Institute for the Study of War yang berbasis di Washington.
Analisis itu didasarkan pada rekaman video yang memperlihatkan pasukan Rusia berjalan santai di wilayah utara dan timur Lysychansk, mengindikasikan ketiadaan prajurit Ukraina. Institute for the Study of War mengatakan bahwa rekaman video itu meliputi serangkaian foto di media sosial, dan geolokasi juga telah mengonfirmasi tempat video itu diambil.
"Para prajurit Rusia memperkuat posisi mereka di Lysychansk. Mereka menyerang kota tersebut dengan taktik brutal," tutur Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai, sebelum Rusia mengumumkan keberhasilan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News