Dilansir dari The Washington Times, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa pasukannya telah berhasil menyelesaikan "pembebasan Republik Rakyat Luhansk" usai prajurit terakhir Ukraina mundur dari Lysychansk.
Rusia mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara berdaulat, dan mengeklaim operasi militernya di Ukraina sejak 24 Februari lalu didesain untuk "membebaskan" sepenuhnya dua wilayah tersebut.
Status Luhansk dan Donetsk secara resmi masih merupakan bagian dari Ukraina. Oleh karenanya, Ukraina dan negara-negara Barat mengecam alasan Rusia yang menganggap Luhansk dan Donetsk sebagai negara independen.
Moskow telah mengerahkan kekuatan militer penuh dalam menguasai Donbas, wilayah yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk. Pasukan Ukraina kesulitan menahan intensnya gempuran Rusia, dan oleh karenanya terus meminta bantuan senjata dari Barat.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) berjanji akan segera mengirim dua sistem rudal darat-ke-udara jenis NASAM, empat radar anti-artileri, dan sekitar 150 ribu amunisi 155 mm untuk membantu Ukraina menghalau serangan Rusia.
Jumat kemarin, Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon mengatakan bahwa tambahan pengiriman ini merupakan bagian dari paket bantuan terbaru AS untuk Ukraina.
Pengumuman pengiriman tambahan persenjataan ini disampaikan Presiden AS Joe Biden dalam acara perkumpulan jajaran petinggi NATO. Total nilai bantuan diperkirakan mencapai USD820 juta.
Baca: AS Akan Kirim Sistem Rudal dan Radar Artileri Canggih ke Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id