Den Haag: Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional menyampaikan mereka menemukan ‘indikasi kuat’ bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui penggunaan sistem rudal Rusia di Ukraina. Sistem rudal itu yang menembak jatuh Malaysia Airlines MH17 di atas Ukraina timur pada 2014.
Namun, mereka mengatakan bahwa bukti keterlibatan Putin dan pejabat Rusia lainnya tidak cukup konkret untuk mengarah pada hukuman pidana. Melihat kondisi ini, mereka akan mengakhiri penyelidikan tanpa penuntutan lebih lanjut.
Rusia membantah keterlibatannya dalam jatuhnya pesawat sipil yang menewaskan 298 orang, termasuk 38 warga negara Australia.
"Penyelidikan kini telah mencapai batasnya," kata Jaksa Digna van Boetzelaer dalam konferensi pers di Den Haag, seperti dikutip SBS, Kamis 9 Februari 2023.
"Temuan ini tidak cukup untuk penuntutan tersangka baru,” tambahnya.
Pada November, pengadilan Belanda menghukum dua mantan agen intelijen Rusia dan seorang pemimpin separatis Ukraina. Mereka dituduh atas pembunuhan karena membantu mengatur sistem rudal BUK buatan Rusia yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat.
Sebagai bagian dari vonis terhadap ketiga pria tersebut pada November, pengadilan Belanda memutuskan bahwa pemerintah Rusia sebenarnya memiliki ‘kendali menyeluruh’ atas pasukan separatis di Donetsk mulai Mei 2014. Mengingat, pasukan Ukraina sedang memerangi separatis yang didukung Rusia pada saat pesawat itu ditembak jatuh,
Jaksa mengatakan pada Rabu, mereka tidak dapat mengidentifikasi tentara yang bertanggung jawab atas peluncuran sistem rudal yang berasal dari brigade ke-53 Rusia di Kursk itu untuk menjatuhkan pesawat.
Pihaknya mengutip penyadapan telepon tahun 2014, antara sejumlah pejabat Rusia sebagai bukti bahwa diperlukan persetujuan Putin sebelum permintaan peralatan Rudal yang dibuat oleh separatis.
Selain itu, terdapat percakapan antara Putin dan kepala administrator Provinsi Luhansk Ukraina yang ditunjuk Rusia pada 2017, untuk membahas situasi militer dan pertukaran tahanan.
Piet Ploeg sebagai ketua yayasan yang mewakili para korban, yang juga saudara laki-lakinya, istri saudara laki-lakinya, dan keponakannya meninggal di MH17, mengatakan bahwa dia kecewa karena penyelidikan tersebut telah berakhir. Namun, ia senang karena jaksa telah mengungkapkan bukti keterlibatan Putin.
"Kami tidak bisa berbuat banyak dengan itu, Putin tidak bisa dituntut, katanya. Kami ingin tahu siapa yang paling bertanggung jawab dan itu sudah jelas,” kata Ploeg. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Namun, mereka mengatakan bahwa bukti keterlibatan Putin dan pejabat Rusia lainnya tidak cukup konkret untuk mengarah pada hukuman pidana. Melihat kondisi ini, mereka akan mengakhiri penyelidikan tanpa penuntutan lebih lanjut.
Baca: 3 Warga Ukraina dan 1 Warga Rusia Jadi Tersangka Jatuhnya Pesawat MH17. |
Rusia membantah keterlibatannya dalam jatuhnya pesawat sipil yang menewaskan 298 orang, termasuk 38 warga negara Australia.
"Penyelidikan kini telah mencapai batasnya," kata Jaksa Digna van Boetzelaer dalam konferensi pers di Den Haag, seperti dikutip SBS, Kamis 9 Februari 2023.
"Temuan ini tidak cukup untuk penuntutan tersangka baru,” tambahnya.
Pada November, pengadilan Belanda menghukum dua mantan agen intelijen Rusia dan seorang pemimpin separatis Ukraina. Mereka dituduh atas pembunuhan karena membantu mengatur sistem rudal BUK buatan Rusia yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat.
Sebagai bagian dari vonis terhadap ketiga pria tersebut pada November, pengadilan Belanda memutuskan bahwa pemerintah Rusia sebenarnya memiliki ‘kendali menyeluruh’ atas pasukan separatis di Donetsk mulai Mei 2014. Mengingat, pasukan Ukraina sedang memerangi separatis yang didukung Rusia pada saat pesawat itu ditembak jatuh,
Jaksa mengatakan pada Rabu, mereka tidak dapat mengidentifikasi tentara yang bertanggung jawab atas peluncuran sistem rudal yang berasal dari brigade ke-53 Rusia di Kursk itu untuk menjatuhkan pesawat.
Pihaknya mengutip penyadapan telepon tahun 2014, antara sejumlah pejabat Rusia sebagai bukti bahwa diperlukan persetujuan Putin sebelum permintaan peralatan Rudal yang dibuat oleh separatis.
Selain itu, terdapat percakapan antara Putin dan kepala administrator Provinsi Luhansk Ukraina yang ditunjuk Rusia pada 2017, untuk membahas situasi militer dan pertukaran tahanan.
Piet Ploeg sebagai ketua yayasan yang mewakili para korban, yang juga saudara laki-lakinya, istri saudara laki-lakinya, dan keponakannya meninggal di MH17, mengatakan bahwa dia kecewa karena penyelidikan tersebut telah berakhir. Namun, ia senang karena jaksa telah mengungkapkan bukti keterlibatan Putin.
"Kami tidak bisa berbuat banyak dengan itu, Putin tidak bisa dituntut, katanya. Kami ingin tahu siapa yang paling bertanggung jawab dan itu sudah jelas,” kata Ploeg. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News