Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) saat mengunjungi Masjid Juma di Dagestan, Rabu, 28 Juni 2023. (Gavriil Grigorov / SPUTNIK / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) saat mengunjungi Masjid Juma di Dagestan, Rabu, 28 Juni 2023. (Gavriil Grigorov / SPUTNIK / AFP)

Kutuk Pembakaran Al-Quran, Putin: Kalau di Rusia Akan Langsung Dihukum

Willy Haryono • 01 Juli 2023 21:55
Dagestan: Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik negara-negara Barat yang mengizinkan pembakaran Al-Qur'an atas dasar kebebasan berbicara, dengan mengatakan bahwa tindakan semacam itu merupakan sesuatu yang dikriminalisasi di Rusia.
 
Putin membuat pernyataan tersebut saat menemui perwakilan Muslim di Masjid Juma di Derbent Dagestan pada hari Rabu, di mana dirinya mendapat salinan Al-Qur'an sebagai hadiah.
 
Ia menyatakan kritik terhadap negara-negara Barat yang tidak menganggap pembakaran Al-Qur'an sebagai kejahatan, seraya menekankan bahwa Rusia menghukum tindakan tersebut.

"Al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat Islam dan harus suci juga bagi orang lain," kata Putin, seperti dikutip The New Arab, Sabtu, 1 Juli 2023. Ia mengungkapkan rasa terima kasih atas pemberian hadiah tersebut dan menyatakan: "Saya akan selalu mematuhi peraturan ini."
 
Pernyataan Putin mengikuti kontroversi internasional yang dipicu pembakaran salinan Al-Qur'an di luar masjid di Stockholm, Swedia. Insiden itu dilaporkan dilakukan oleh seorang pengungsi Irak di Swedia, yang telah mendapat persetujuan tertulis dari polisi.
 
Beberapa negara dan organisasi Arab mengutuk keras aksi pembakaran tersebut.
 
Pemerintah Irak menggambarkannya sebagai "cerminan dari semangat agresif penuh kebencian yang jauh dari kebebasan berekspresi." Mesir, Kuwait, Yordania, Yaman, dan Arab Saudi juga mengeluarkan pernyataan mengutuk pembakaran Al-Qur'an. Sementara itu, Maroko dan Uni Emirat Arab telah memanggil duta besar mereka untuk Swedia atas insiden tersebut.
 
Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mendesak pemerintah Swedia dalam sebuah pernyataan untuk "segera mengambil tindakan dalam mencegah kedengkian, kebencian, dan ekstremisme."
 
Masjid Juma, tempat Putin berkomentar, adalah masjid tertua di Rusia dan salah satu yang tertua di dunia. Sementara kecamannya terhadap penodaan Al-Qur'an mungkin dilihat sebagai pembelaan terhadap komunitas Muslim, Putin telah membuat komentar Islamofobia dalam beberapa insiden yang mendorong kekerasan terhadap Muslim di Chechnya dan Dagestan.
 
Selama Perang Chechnya Kedua, Putin menyebut Muslim di Rusia sebagai fundamentalis Islam potensial yang dapat mendukung proyek radikal Chechnya untuk mendirikan negara Islam di Kaukasus.
 
"Jika pasukan ekstremis berhasil menguasai Kaukasus, infeksi ini dapat menyebar ke Sungai Volga, menyebar ke republik lain, dan kita menghadapi Islamisasi penuh Rusia atau kita harus menyetujui pembagian Rusia menjadi beberapa negara merdeka," kata Putin di tahun 2000.
 
Menurut laporan proyek Pew 2011, Islam adalah agama minoritas di Rusia. Tetapi negara tersebut memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa, dengan sekitar 16 juta Muslim, terhitung sekitar 12 persen dari total populasi.
 
Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti Islam Sunni, sementara sebagian kecil adalah Syiah. Tarekat Sufi Sunni, khususnya sekolah Naqsybandi dan Shadhili, memiliki kehadiran yang menonjol di Dagestan dan Chechnya.
 
Baca juga:  Daftar Negara-negara yang Mengecam Aksi Bakar Alquran di Swedia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan