Ketegangan tinggi di Timur Tengah sudah terasa sejak Israel melakukan serangan balasan ke Gaza pada 7 Oktober lalu. Sejak itu, ketegangan kian terasa karena kelompok-kelompok militan di Timur Tengah ikut menyerang Israel.
Militer AS menyerang puluhan sasaran di Suriah dan Irak pada Jumat malam hingga Sabtu, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak pada 28 Januari di sebuah pangkalan di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS.
Serangan tersebut, yang menargetkan unit elit Iran dan kelompok militan pro-Iran, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza dapat berubah menjadi konflik regional.
“Jelas bahwa serangan udara Amerika sengaja ditujukan untuk memicu konflik,” kata Duta Besar Rusia Vasily Nebenzia, yang negaranya telah menyerukan pertemuan darurat tersebut, dilansir dari AFP, Selasa, 6 Februari 2024.
Duta Besar Tiongkok Jun Zhang juga menyatakan bahwa “tindakan AS pasti akan memperburuk lingkaran setan kekerasan di Timur Tengah”.
Kemarahan atas tindakan Israel yang menghancurkan di Gaza – yang dimulai setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober – telah berkembang di Timur Tengah, memicu kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.
Seorang pejabat PBB menyerukan “semua pihak untuk mundur dari jurang konflik dan mempertimbangkan dampak buruk terhadap manusia dan ekonomi akibat potensi konflik regional.”
“Saya mengimbau Dewan untuk terus secara aktif melibatkan semua pihak terkait untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memperburuk ketegangan yang merusak perdamaian dan keamanan regional,” kata Rosemary DiCarlo, wakil sekretaris jenderal urusan politik dan pembangunan perdamaian.
Serangan Amerika ini menuai kritik dari pemerintah Irak dan Suriah, dan juga dari Iran, yang menyangkal berperan dalam serangan pesawat tak berawak bulan lalu.
“Setiap upaya untuk mengaitkan tindakan ini dengan Iran atau angkatan bersenjatanya adalah menyesatkan, tidak berdasar dan tidak dapat diterima,” kata Duta Besar Iran Amir Saeid Iravani.
Gedung Putih mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya merencanakan tindakan pembalasan yang lebih besar.
“Biar saya perjelas, Amerika Serikat tidak menginginkan lebih banyak konflik di wilayah tersebut ketika kami secara aktif berupaya untuk menahan dan meredakan konflik di Gaza,” kata wakil duta besar Robert Wood.
“Kami tidak bermaksud melakukan konflik langsung dengan Iran, namun kami akan terus membela personel kami dari serangan yang tidak dapat diterima," pungkasnya.
Baca juga: Dana UNRWA Ditangguhkan, AS Serukan Perubahan Fundamental
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News