Minggu lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan penghentian sementara dana untuk UNRWA karena adanya tuduhan Israel bahwa belasan staf badan PBB tersebut terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Thomas-Greenfield menyatakan perlunya perubahan mendasar sebelum AS dapat memberikan dana lagi ke UNRWA.
"UNRWA menyampaikan informasi ini kepada kami, dan mereka sedang melakukan investigasi. Mereka menanggapinya dengan sangat serius. Jadi, saya tidak akan mendahului penyelidikan yang mereka lakukan, tetapi saya tahu bahwa kita perlu melihat perubahan mendasar sebelum kita dapat melanjutkan penyediaan dana secara langsung kepada UNRWA," kata Thomas-Greenfield dalam sebuah sesi di Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa, 30 Januari 2024, seperti dikutip dari The State.
"Dan seperti yang Anda ketahui, kita tidak boleh membiarkan hal tersebut mengaburkan pekerjaan besar yang dilakukan UNRWA," tambahnya.
"UNRWA telah memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat penting bagi rakyat Palestina dan UNRWA adalah satu-satunya organisasi di lapangan yang memiliki kapasitas untuk terus memberikan bantuan tersebut," ungkap Thomas-Greenfield.
Kementerian Luar Negeri AS telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA pada Jumat, 26 Januari lalu. Pemerintahan Biden telah memulihkan dana tersebut pada 2021, setelah sempat dihentikan di bawah pemerintahan Donald Trump.
"Amerika Serikat sangat terganggu dengan tuduhan bahwa 12 karyawan UNRWA mungkin terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel," kata juru bicara Kemenlu AS, Matthew Miller, pekan lalu.
"Kemenlu AS telah menghentikan sementara pendanaan tambahan untuk UNRWA sementara kami meninjau tuduhan-tuduhan ini dan langkah-langkah yang diambil PBB untuk mengatasinya," lanjutnya. (Atika Pusagawanti)
Baca juga: Tuduhan Israel Buat Dana UNRWA Ditangguhkan, Ini Komentar Kemenlu RI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News