Sebagian negara Eropa dilanda lonjakan infeksi Covid-19, dan beberapa di antaranya menerapkan kembali berbagai pembatasan yang sebelumnya dilonggarkan atau dicabut sepenuhnya.
Lonjakan kasus ini terjadi di tengah minimnya pasokan vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi nasional. Masalah pasokan ini membuat benua Eropa rentan terhadap gelombang ketiga pandemi Covid-19.
Baca: Varian Baru Covid-19 Merebak, Prancis Berlakukan Lockdown Sebulan
Di Prancis, lockdown terbaru lebih fleksibel dan tidak seketat satu tahun lalu. Sebagian besar pertokoan di Prancis ditutup, namun warga boleh keluar rumah untuk jangka waktu lama dalam radius 10 kilometer.
Lockdown terbaru melanda 16 wilayah di Prancis dengan total populasi mencapai sekitar 21 juta jiwa, termasuk mereka yang tinggal di ibu kota Paris.
Dilansir dari laman Euronews, pemerintahan Prancis di bawah Presiden Emmanuel Macron menolak menerapkan lockdown ketat meski jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit terus bertambah.
Beberapa jam sebelum penerapan lockdown, kemacetan lalu lintas terjadi di sejumlah titik di pinggiran Paris. Kemacetan diakibatkan banyaknya warga Prancis yang meninggalkan ibu kota untuk melarikan diri dari dampak lockdown.
Kementerian Transportasi Prancis mengatakan arus lalu lintas melonjak hingga 20 persen dari biasa beberapa jam sebelum lockdown.
Sementara di Polandia, lockdown terbaru diterapkan untuk tiga pekan ke depan. Seperti di Prancis, lockdown Polandia juga tidak seketat tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News