Berbicara di tengah pekan diplomasi global yang intens di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, di mana Ukraina dan sekutu Barat berusaha menggalang dukungan untuk Kyiv untuk melawan invasi Rusia, Lavrov mengatakan "mayoritas global" telah ditipu negara-negara Barat.
"AS dan kolektif bawahannya terus mengobarkan konflik yang secara artifisial memecah umat manusia menjadi blok-blok yang saling bermusuhan dan menghambat pencapaian tujuan secara keseluruhan," kata Lavrov.
"Mereka mencoba memaksa dunia untuk bermain sesuai aturan mereka yang egois," sambungnya, mengutip dari laman Al Jazeera, Sabtu, 23 September 2023.
James Bays, koresponden diplomatik Al Jazeera, mengatakan pidato Lavrov adalah bagian dari "perjalanan pandangan Rusia keliling dunia" yang tidak menyebutkan secara nyata tentang Ukraina dan hanya sedikit indikasi perihal rencana-rencana Moskow, satu tahun setelah invasi ke Ukraina.
Dalam konferensi pers setelah pidatonya, Lavrov menolak proposal 10 poin yang diajukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia juga menolak proposal terbaru PBB untuk menghidupkan kembali inisiatif biji-bijian Laut Hitam.
Proposal Perdamaian
"Ini sama sekali tidak mungkin dilakukan," tegas Lavrov mengenai cetak biru perdamaian yang dipromosikan Ukraina."Hal ini tidak mungkin dilaksanakan. Ini tidak realistis, dan semua orang memahami hal ini. Namun pada saat yang sama, mereka mengatakan ini adalah satu-satunya dasar untuk negosiasi," lanjutnya.
Lavrov juga mengatakan proposal PBB tidak akan berhasil karena Barat tidak memenuhi janjinya kepada Moskow, termasuk menghapus sanksi terhadap bank Rusia dan menghubungkannya kembali ke sistem SWIFT global.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu gangguan perdagangan dan kenaikan signifikan pada harga internasional untuk energi, komoditas pertanian, dan pupuk, yang sudah meningkat akibat dampak pandemi Covid-19.
Mengenai krisis pasar pangan dan energi, Lavrov menyalahkan Barat yang dinilai telah menerapkan "tindakan koersif sepihak" – atau sanksi – terhadap negara-negara yang lebih lemah.
Baca juga: Suarakan Pesan Sekjen PBB, Menlu RI Soroti Institusi Multilateral untuk Perdamaian
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id