Dalam pidato pembukaan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan persatuan dunia untuk menghadapi berbagai tantangan global.
"Saat ini, kita memasuki era multipolar yang hadirkan kesempatan baru untuk mewujudkan keadilan dalam hubungan internasional," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang menyuarakan kembali pesan Guterres.
"Namun multipolaritas tidak dengan sendirinya dapat menjamin perdamaian. Oleh karena itu, diperlukan institusi multilateral yang kuat dan efektif untuk mewujudkan perdamaian," sambungnya.
Masih menyuarakan kembali pesan dan kekhawatiran Guterres, Menlu Retno mengatakan bahwa tata kelola global saat ini belum mendukung terbentuknya institusi multilateral yang kuat dan efektif. Dewan Keamanan PBB dan Bretton Wood System dinilai sudah usang dan perlu direformasi.
Dunia Terpolarisasi
Guterres juga menyampaikan bahwa dunia terpolarisasi antara Utara dan Selatan, Timur dan Barat. Oleh karena itu, ucap Menlu Retno, multilateralisme harus direvitalisasi agar merefleksikan situasi sekarang dan dapat menghadapi tantangan global.Selain itu, Guterres juga menyampaikan perlunya lebih banyak kompromi agar masyarakat dunia dapat mewujudkan perdamaian dan kemakmuran bersama.
Perdamaian dunia dinilai penting dalam upaya mencapai Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs. Tanpa perdamaian, SDGs akan semakin sulit dicapai. "Dan Sekjen juga menyampaikan kembali perlunya dana stimulus USD500 miliar untuk percepat pencapaian SDGs," tutur Menlu Retno.
"Terkait perubahan iklim, Sekjen mendesak realisasi komitmen USD100 miliar untuk membantu negara berkembang," ungkapnya.
Baca: Menlu RI Tekankan Pentingnya Kemanusiaan dalam Solidaritas Afghanistan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id