Geopolitik Eropa diduga menjadi penyebab Rusia berencana melakukan agresi ke Ukraina. Metro TV
Geopolitik Eropa diduga menjadi penyebab Rusia berencana melakukan agresi ke Ukraina. Metro TV

Menlu Rusia: Berbicara dengan Menlu Inggris Seperti Dialog dengan Orang Tuna Rungu

Fajar Nugraha • 11 Februari 2022 04:31
Moskow: Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu Menlu Inggris Liz Truss membahas ketegangan di Ukraina. Namun Lavrov kecewa dengan pertemuan pada 10 Februari 2022 itu.
 
Menurut Lavrov, berbicara dengan Liz Truss seperti berdialog dengan orang tuna rungu. Lavrov membuat komentar segera setelah pembicaraan antara kedua pemimpin di mana Truss memperingatkan setiap invasi Rusia ke Ukraina akan memiliki "konsekuensi besar".
 
“Kenyataannya adalah kita tidak dapat mengabaikan penumpukan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina dan upaya untuk merusak kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina,” kata Truss kepada Lavrov pada pertemuan 10 Februari itu, seperti dikutip dari AFP, Jumat 11 Februari 2022.

Baca: PM Inggris Sebut Latihan Perang Rusia di Belarusia Momen Berbahaya
 
“Pada dasarnya, perang di Ukraina akan menjadi bencana bagi rakyat Rusia dan Ukraina, dan bagi keamanan Eropa. Dan, bersama-sama, NATO telah memperjelas bahwa setiap serangan ke Ukraina akan memiliki konsekuensi besar dan membawa biaya yang parah,” imbuh Menlu Truss.
 
“Jika prinsip-prinsip ini dihormati, saya percaya bahwa, dalam pembicaraan hari ini, kita dapat membuat kemajuan untuk memperkuat keamanan bagi semua,” katanya kepada Lavrov.
 
Dalam konferensi pers setelah pertemuan, Truss mengatakan: “Jika ada serangan Rusia ke Ukraina, Ukraina akan melawan. Ini akan menjadi konflik yang berkepanjangan dan berlarut-larut. Inggris dan sekutu kami akan memberlakukan sanksi berat yang menargetkan individu dan institusi. Amerika Serikat sudah jelas bahwa Nord Stream 2 tidak akan dilanjutkan.”
 
Namun Lavrov mengatakan diplomat Inggris datang "tidak siap" ke pertemuan itu dan dia mengatakan kepada Truss bahwa Rusia memperkuat hubungan dengan Tiongkok. Dia menggambarkan pembicaraan itu seperti “berbicara dengan orang tuli yang mendengarkan tetapi tidak mendengar.”
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan