?Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri. Foto: AFP
?Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri. Foto: AFP

Gabriel Attal, Strategi Baru Macron Hadapi Pemilihan Parlemen Eropa

Medcom • 10 Januari 2024 18:04
Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri baru negara Prancis. Attal menjadi pejabat gay termuda dan pertama yang menduduki posisi tersebut. 
 
Attal merupakan seorang politisi berusia 34 tahun dan menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Kemudian ia diumumkan sebagai pengganti Perdana Menteri Elisabeth Borne yang mengundurkan diri pada hari Senin, 8 Januari 2024.
 
''Saya tahu saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda,” Macron memposting di platform media sosial X dalam sebuah pesan kepada Attal, dilansir dari Al Jazeera pada Rabu, 10 Januari 2024.

Attal dalam pandangan publik, merupakan seorang politisi yang sangat populer menurut jajak pendapat terbaru. Ia diharapkan membawa momentum baru dalam tiga tahun terakhir masa kepresidenan Macron.
 
Baca: PM Baru dan Termuda Prancis Gabriel Attal Mengakui Dirinya Gay.

 
Sistem politik Prancis memungkinkan presiden menunjuk perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Attal akan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan domestik, terutama kebijakan ekonomi. Selain itu, pria 34 tahun tersebut juga bertanggung jawab mengkoordinasikan tim menteri pemerintah.
 
Macron menghadapi tantangan politik yang sulit, terutama setelah mendorong reformasi pensiun dan imigrasi yang tidak populer pada tahun 2023. Penunjukan Attal dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni.
 
Gabriel Attal, dijuluki sebagai ‘bintang baru’ dalam politik Prancis. Ia dilihat oleh banyak pihak sebagai seseorang yang dapat membantu merevitalisasi pemerintahan Macron. 
 
Meskipun dianggap sangat terampil dan komunikatif, tantangan besar menanti Attal karena Macron tidak memiliki mayoritas di parlemen. Pemimpin Prancis harus berusaha menyatukan semua pihak untuk mendorong legislasi yang diinginkan oleh presiden.
 
Jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas Macron menurun. Kehadiran Attal diharapkan dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan menjelang pemilu. 
 
Macron menghadapi parlemen yang lebih bergejolak. Setelah ia kehilangan mayoritas absolut tak lama setelah terpilih kembali pada 2022.
 
Jajak pendapat menunjukkan bahwa presiden tertinggal dari partai pemimpin sayap kanan Marine Le Pen. Dengan selisih sekitar delapan hingga 10 poin persentase.
 
Baca: Usianya Baru 34 Tahun, Gabriel Attal Jadi PM Baru Prancis.

 
Attal sendiri menjadi terkenal selama pandemi covid-19 sebagai juru bicara pemerintah. Ia juga melarang penggunaan pakaian abaya Muslim di sekolah-sekolah negeri membuatnya populer di kalangan konservatif.
 
Meskipun memiliki latar belakang politik kiri, Attal menciptakan popularitas di berbagai lapisan masyarakat. 
 
"Dengan menunjuk Gabriel Attal, Emmanuel Macron ingin mempertahankan popularitasnya dalam jajak pendapat untuk mengurangi rasa sakit dari akhir pemerintahannya yang tak berkesudahan," kata Jordan Bardella, pemimpin partai Rally Nasional Le Pen yang berusia 28 tahun.
 
Pemimpin oposisi menyatakan bahwa penunjukan Attal tidak memiliki dampak signifikan. Sementara, Macron dianggap mencoba mempertahankan popularitasnya melalui keputusan tersebut. Attal akan bertarung dalam pemilihan umum Eropa melawan Bardella. (Atika Pusagawanti)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan