Berusia 34 tahun, Attal menjadi terkenal sebagai juru bicara pemerintah yang saat itu menjabat sebagai menteri pendidikan. Ia kemudian terpilih sebagai menteri paling populer di pemerintahan Macron.
Elisabeth Borne telah mengundurkan diri pada Senin lalu menyusul kekacauan politik mengenai undang-undang imigrasi yang memperkuat kemampuan pemerintah untuk mendeportasi orang asing.
Macron akan bekerja sama dengan Attal untuk menunjuk pemerintahan baru dalam beberapa hari mendatang, meski beberapa menteri penting diperkirakan akan tetap menduduki posisi mereka.
"Saya tahu saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda," tulis Macron di media sosial X kepada Attal, Rabu, 10 Januari 2024.
Macro merujuk pada Attal sebagai politikus yang menghidupkan kembali "semangat tahun 2017," ketika Macron mengguncang politik Prancis dan meraih kemenangan mengejutkan sebagai presiden termuda di negara itu dengan platform pro-pusat bisnis.
Selama upacara serah terima, Attal berkata, "Saya dapat membaca dan mendengarnya, presiden termuda dalam sejarah Republik menunjuk perdana menteri termuda dalam sejarah. Saya ingin melihatnya hanya sebagai simbol keberanian dan gerakan. Ini juga, dan mungkin yang terpenting, merupakan simbol kepercayaan diri generasi muda."
Attal mengatakan tujuannya sebagai PM Prancis adalah menjadikan keamanan sebagai "prioritas mutlak." Ia juga akan mempromosikan nilai-nilai "otoritas dan rasa hormat terhadap orang lain."
Selain itu, Attal juga berjanji memperkuat layanan publik, termasuk sekolah dan sistem kesehatan, serta mendorong "pengendalian imigrasi yang lebih baik."
Kesetiaan kepada Macron
Masa jabatan kedua Macron berlangsung hingga tahun 2027, dan ia secara konstitusional dilarang untuk masa jabatan ketiga secara berturut-turut.Pengamat politik berpendapat bahwa Macron, seorang pendukung setia integrasi Eropa, ingin pemerintahan barunya mempersiapkan pemilu Uni Eropa di bulan Juni, di mana kelompok populis sayap kanan dan anti-Uni Eropa diperkirakan akan meningkatkan pengaruh mereka.
Kritikus dari kiri dan kanan menyerang Attal karena pengalamannya yang terbatas, pendidikannya di Paris yang dianggap tidak berhubungan dengan orang-orang yang berjuang di provinsi-provinsi, serta kesetiaannya kepada presiden.
Di bawah sistem politik Perancis, perdana menteri ditunjuk oleh presiden, dan bertanggung jawab kepada parlemen serta bertugas melaksanakan kebijakan dalam negeri, terutama di bidang ekonomi.
Presiden memegang kekuasaan besar atas kebijakan luar negeri dan urusan Eropa, dan merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata di Prancis.
Attal, mantan anggota Partai Sosialis, bergabung dengan gerakan politik Macron yang baru dibentuk pada 2016 dan menjadi juru bicara dari 2020 hingga 2022, sebuah pekerjaan yang membuatnya terkenal di masyarakat Prancis.
Ia kemudian diangkat menjadi menteri anggaran, sebelum kemudian diangkat pada Juli lalu sebagai menteri pendidikan, salah satu posisi paling bergengsi di pemerintahan.
Attal dengan cepat mengumumkan larangan jubah panjang di ruang kelas yang mulai berlaku pada tahun ajaran baru pada September. Ia mengatakan, pakaian yang sebagian besar dikenakan oleh umat Islam itu menguji praktik sekularisme di sekolah-sekolah Prancis.
Ia juga meluncurkan rencana bereksperimen dengan seragam di beberapa sekolah negeri, sebagai bagian dari upaya mengalihkan fokus dari pakaian dan mengurangi perundungan di sekolah.
Baca juga: Usianya Baru 34 Tahun, Gabriel Attal Jadi PM Baru Prancis
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News