Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebut Iran sebagai sarang baru Al Qaeda. Foto: AFP
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebut Iran sebagai sarang baru Al Qaeda. Foto: AFP

Menlu AS Tuduh Iran sebagai Sarang Baru bagi Al-Qaeda

Surya Perkasa • 13 Januari 2021 06:38
Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menuduh bahwa Iran telah menjadi ‘markas’ baru untuk Al Qaeda, melampaui Afghanistan atau Pakistan. Tuduhan ini diejek oleh Iran dan dipertanyakan oleh para ahli.
 
Hampir seminggu sebelum Presiden terpilih Joe Biden mengambil alih kekuasaan, Pompeo mengkonfirmasi laporan New York Times bahwa komandan Al Qaeda tewas tahun lalu di Teheran. Meskipun dia tidak mengomentari laporan surat kabar itu bahwa Israel melakukan penyergapan.
 
"Al Qaeda memiliki basis baru. Itu adalah Republik Islam Iran," kata Pompeo dalam pidatonya di National Press Club, seperti dikutip AFP, Rabu 13 Januari 2021.

"Saya akan mengatakan Iran memang Afghanistan baru -,sebagai pusat geografis utama Al-Qaeda,- tapi sebenarnya lebih buruk. Tidak seperti di Afghanistan, ketika Al Qaeda bersembunyi di pegunungan, saat ini mereka beroperasi di bawah cangkang keras perlindungan pemerintah Iran,” tegas Pompeo.
 
Pompeo yang menginginkan sanksi besar-besaran terhadap Iran dan serangan yang tahun lalu menewaskan jenderal utamanya, mendesak lebih banyak tekanan internasional. Dia menyebut menyebut aliansi Iran-Al Qaeda sebagai "kekuatan besar untuk kejahatan di seluruh dunia".
 
Namun Pompeo menolak untuk berbicara mengenai tindakan militer terhadap Iran. "Jika kami memang memiliki opsi itu, jika kami memilih untuk melakukan itu, ada risiko yang jauh lebih besar dalam melaksanakannya,” ucapnya.
 
Namun dia mengumumkan sanksi pada beberapa individu dan hadiah USD 7 juta untuk informasi tentang seorang anggota Al Qaeda yang dia katakan diyakini berada di Iran yang diidentifikasi sebagai Muhammad Abbatay atau Abd al-Rahman al-Maghrebi.

Tak ada yang tertunda

Iran, sebuah negara ulama Syiah, secara ideologis menentang Al-Qaeda dan kelompok Islamic State (ISIS) yang selama ini disebut sebagai gerakan ekstrim Sunni. Iran telah bertempur di luar negeri melawan keduanya.
 
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa Pompeo "secara menyedihkan mengakhiri karirnya yang membawa bencana dengan lebih banyak kebohongan yang menghangatkan".
 
"Tidak ada yang tertipu," tulis Zarif, mencatat bahwa para pembajak dari serangan 11 September 2001 datang dari negara-negara "favorit" Pompeo daripada Iran. 15 dari 19 penyerang adalah warga Arab Saudi.
 

Pompeo mengakui bahwa mendiang pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden sendiri menganggap anggota di Iran sebagai ‘sandera’ dan bahwa tidak ada bukti bahwa Iran mendukung serangan 11 September.
 
Tetapi Pompeo, mantan Direktur CIA mengatakan, Iran dalam beberapa tahun terakhir telah membiarkan Al Qaeda memusatkan kepemimpinan di Teheran dengan mengeluarkan dokumen perjalanan dan memungkinkan penggalangan dana dan komunikasi tanpa hambatan.
 
Banyak ahli percaya bahwa Teheran telah mengizinkan operasi Al Qaeda untuk tetap berada di wilayahnya. Hal ini dijadikan jaminan agar Iran tidak diserang.
 
Trita Parsi, wakil presiden eksekutif dari Quincy Institute for Responsible Statecraft mengatakan bahwa sebagian besar negara Timur Tengah telah mencapai kesepakatan taktis dengan militan dan hanya sedikit yang menunjukkan aliansi Iran dengan Al Qaeda.
 
"Anda dapat mengambil sedikit yang tidak dengan sendirinya salah dan mengubahnya menjadi kesimpulan yang sama sekali berbeda dari apa yang fakta itu berikan," katanya.
 
"Jika ini benar, mengapa dia mengungkapkannya sembilan hari sebelum dia akan lengser?” Parsi mengatakan, menambahkan bahwa Pompeo kemudian dapat menggunakan kasus Al Qaeda untuk membenarkan kampanye "tekanan maksimum" Trump terhadap Iran.
 
"Mengungkapnya sekarang memberi saya kesan bahwa penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa dia melakukan ini karena dia sangat ingin melihat pemerintahan Biden mengacau,” katanya.
 

 
Pompeo tidak menyebut kelompok ekstremis ISIS, yang telah melampaui Al Qaeda di sebagian besar dunia sebagai ancaman besar dan melakukan dua serangan di Teheran pada 2017.

Dorongan terakhir

Biden diperkirakan akan kembali ke diplomasi dan telah menunjuk Bill Burns, seorang pensiunan diplomat yang telah memimpin negosiasi rahasia dengan Iran, sebagai Direktur CIA.
 
Pompeo di hari-hari terakhirnya telah mendorong banyak kebijakan sayap kanan ketika Trump menghadapi pemakzulan karena menghasut massa untuk menyerang Gedung Capitol AS.
 
Dia menyebut pemberontak Houthi yang terkait dengan Iran di Yaman sebagai teroris, menentang peringatan dari pekerja bantuan tentang konsekuensi kemanusiaan yang serius.
 
Pada Senin, seorang reporter Politico melihat Pompeo makan dengan kepala agen mata-mata Israel, Mossad di Cafe Milano. Ini adalah sebuah restoran mewah di Georgetown yang digambarkan sebagai "tempat utama Washington untuk disorot”.
 
The New York Times tahun lalu mengatakan bahwa agen Israel diyakini berada di balik pembunuhan orang nomor dua Al Qaeda di Teheran, Abu Muhammad al-Masri. Al-Masri diburu oleh Washington atas pengeboman 1998 Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan