Hampir 18.000 tentara mengambil bagian dalam latihan tahunan yang dijuluki Balikatan, yang untuk pertama kalinya akan mencakup latihan tembakan langsung di Laut China Selatan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing.
Latihan tersebut digelar usai Tiongkok melakukan simulasi menyerang dan mengepung Taiwan selama tiga hari.
Dalam pembicaraan bersama di Washington dengan mitranya dari Filipina, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin membahas kesepakatan yang dicapai pasukan AS. Tujuannya untuk menggunakan semakin banyak pangkalan di Filipina, termasuk satu di dekat Taiwan.
Blinken mengatakan, "Amerika Serikat menegaskan komitmen tak tergoyahkan untuk mendukung Filipina melawan segala intimidasi atau paksaan, termasuk di Laut China Selatan."
Perjanjian pertahanan timbal balik, kata Austin, ditandatangani pada 1951 setelah kemerdekaan Filipina dari Washington.
"Perjanjian itu berlaku untuk serangan bersenjata di salah satu angkatan bersenjata kami, pesawat terbang atau kapal umum kami, termasuk Penjaga Pantai kami, di manapun di Laut China Selatan," sebut Austin, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 12 April 2023.
"Amerika Serikat dan Filipina merencanakan latihan baru di Laut China Selatan akhir tahun ini yang akan melibatkan negara-negara lain," tutur Austin.
Dia mengatakan, Amerika Serikat mengalokasikan lebih dari USD100 juta untuk pangkalan pada tahun fiskal saat ini. Menurutnya, Amerika Serikat akan menyediakan peralatan militer baru ke Filipina termasuk drone dan pertahanan udara.
Sementara itu, saat ditanya apakah Filipina khawatir dengan reaksi Tiongkok, penjabat kepala pertahanan Carlito Galvez berkata, “Kami tidak mengharapkan reaksi kekerasan mengingat latihan ini dimaksudkan untuk pertahanan kolektif kita.”
Berita tentang akses pangkalan yang diperluas telah mendorong Beijing menuduh Amerika Serikat membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.
“Negara-negara di bagian dunia ini harus menjunjung tinggi kemerdekaan strategis dan dengan tegas menolak mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok,” kata duta besar Tiongkok untuk Filipina, Huang Xilian, pekan lalu.
Latihan di perairan sengketa
Balikatan akan mencakup pendaratan helikopter militer di sebuah pulau Filipina di ujung utara pulau utama Luzon, hampir 300 kilometer dari Taiwan, dan merebut kembali pulau lain dengan pasukan amfibi.Ini akan menjadi pertama kalinya latihan diadakan di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos, yang berusaha memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat setelah pendahulunya Rodrigo Duterte menghancurkan aliansi tersebut.
"Agar kami dapat melindungi wilayah kedaulatan kami, kami benar-benar harus melatih bagaimana kami akan merebut kembali sebuah pulau yang telah diambil dari kami," kata juru bicara latihan Filipina Kolonel Michael Logico kepada wartawan setelah upacara pembukaan di sebuah kamp militer. di Manila.
Sekitar 12.200 tentara Amerika, 5.400 Filipina dan lebih dari 100 tentara Australia akan berpartisipasi dalam latihan Balikatan selama dua minggu – sekitar dua kali lebih banyak dari tahun lalu.
Amerika juga akan menggunakan rudal Patriot mereka, yang dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia, serta sistem roket presisi Himars, yang telah membantu pasukan Ukraina melawan penjajah Rusia.
Kedua tentara awalnya berencana untuk menembakkan peluru tajam ke laut lepas provinsi utara Ilocos Norte, sekitar 355 kilometer dari pantai selatan Taiwan, tetapi memindahkannya lebih jauh ke Laut China Selatan.
Tempat baru tersebut berjarak kurang dari 300 kilometer di sebelah timur Scarborough Shoal yang dikuasai Tiongkok.
"Latihan itu akan meningkatkan taktik, teknik, dan prosedur di berbagai operasi militer," pungkas juru bicara militer Filipina Kolonel Medel Aguilar.
Baca juga: Latihan Militer Terbesar AS-Filipina Dimulai, Mencakup Laut China Selatan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News