Pengumuman disampaikan setelah Biden berbicara dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Gedung Putih, Senin, 26 Juli.
Dikutip dari laman BBC, Selasa, 27 Juli 2021, saat ini ada sekitar 2.500 personel militer AS di Irak yang membantu pasukan lokal memerangi sisa-sisa militan Islamic State (ISIS). Sejumlah pihak menilai langkah penarikan pasukan ini dipandang sebagai bentuk bantuan AS terhadap citra PM Kadhimi.
Kehadiran AS di Irak telah menjadi isu utama sejak jenderal besar Iran, Qassem Soleimani, tewas dalam serangan Negeri Paman Sam di Baghdad tahun lalu.
Sejumlah partai politik Irak yang condong mendukung Iran meminta semua pasukan koalisi AS untuk segera angkat kaki, meski saat ini ISIS masih tetap menjadi ancaman di negara tersebut.
Bagi Biden, pengumuman terbaru menandai akhir dari perang lainnya yang dimulai di bawah mantan presiden George W. Bush. Tahun ini, ia mengatakan pasukan AS akan meninggalkan Afghanistan di akhir Agustus.
Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan kepada PM Kadhimi bahwa "kerja sama anti-terorisme kita akan berlanjut meski kami beralih ke fase baru."
PM Kadhimi merespons: "Hari ini, hubungan kita lebih kuat dari sebelumnya. Kerja sama kita bergerak di bidang ekonomi, lingkungan hidup, kesehatan, pendidikan, budaya, dan lain-lain."
Sekali lagi, ia menekankan bahwa Irak sudah tidak memerlukan lagi kekuatan tempur asing, dengan tetap mengharapkan AS tetap bersedia memberikan pelatihan atau pembangunan kapasitas kepada pasukan lokal.
Baca: PM Irak Tegaskan Sudah Tak Butuh Lagi Pasukan AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News