Keputusan mengenai tanggal pastinya akan dibicarakan PM Kadhimi bersama jajaran pejabat AS pekan ini.
PM Kadhimi menegaskan Irak hanya tidak membutuhkan pasukan tempur AS, namun masih mengharapkan adanya program pelatihan dan intelijen dari Negeri Paman Sam.
"Tidak perlu ada pasukan tempur asing di tanah Irak," kata PM Kadhimi, dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 25 Juli 2021. Pernyataan disampaikan menjelang rencana pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Senin besok.
"Perang melawan IS dan kesiapan pasukan kami tergantung dari negosiasi yang akan kami dilakukan di Washington," sambungnya.
Kunjungan PM Kadhimi akan dilakukan di tengah tekanan dalam negeri, terutama dari beberapa grup politik Syiah yang ingin mengurangi peran AS dalam kehidupan sehari-hari.
Namun karena ancaman ISIS di Irak masih relatif tinggi, PM Kadhimi menekankan dirinya tidak ingin AS sepenuhnya pergi.
Baca: Bom Meledak di Pasar Irak Jelang Iduladha, 35 Orang Tewas
"Apa yang kami inginkan dari AS adalah dukungan terhadap pasukan kami dalam kapasitas pelatihan dan pengembangan kapabilitas," tutur PM Kadhimi.
"Irak memiliki serangkaian senjata Amerika yang perlu dirawat. Kami akan meminta Amerika untuk terus mendukung pasukan kami," sambungnya.
Jumlah personel militer AS di Irak berkisar 2.500 sejak akhir tahun lalu, saat Donald Trump yang menjadi presiden kala itu memerintahkan pengurangan dari angka 3.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News