Tempat pemungutan suara dibuka pada Minggu pagi pukul 07.00 waktu setempat. Hasil awal pemungutan suara diharapkan dapat diketahui pada Senin ini.
Mengutip dari laman Irish Examiner, jumlah pemilih dalam pemilu kelima Bulgaria ini diperkirakan rendah karena sikap apatis dan kekecewaan para pemilih terhadap jajaran politisi, yang telah berulang kali tidak mampu menyusun pemerintahan koalisi yang layak.
Selain itu, di hari-hari terakhir menjelang pemungutan suara, gelombang ancaman bom menyasar sejumlah sekolah yang dijadikan tempat pemungutan suara (TPS).
Sejumlah pakar keamanan digital mengaitkan ancaman tersebut dengan kelompok peretas yang terlibat dalam serangan hibrida yang kemungkinan besar terkait Rusia. Menurut mereka, para peretas itu bertujuan menciptakan ketakutan dan mengurangi jumlah pemilih.
Banyak warga Bulgaria secara tradisional berbagi sentimen pro-Rusia, yang menyediakan lahan subur bagi propaganda agresif Kremlin di negara termiskin di Uni Eropa.
Beberapa jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa peluang untuk mengakhiri kebuntuan politik di Bulgaria relatif rendah. Sekitar tujuh kelompok diperkirakan dapat mencapai ambang batas 4 persen untuk memasuki parlemen Bulgaria, di mana partai-partai populis dan pro-Rusia cenderung meningkatkan perwakilan mereka dan mempromosikan politik radikal dan anti-Uni Eropa.
Baca juga: Bulgaria Kutuk Referendum 4 Wilayah Ukraina dan Mobilisasi Parsial Rusia
Sebagian besar jajak pendapat memperlihatkan bahwa partai GERB kanan-tengah milik Perdana Menteri Boyko Borissov akan bersaing ketat dengan saingan utamanya, partai liberal We Continue The Change milik Kiril Petkov, yang baru-baru ini membentuk koalisi dengan sayap kanan Demokrat Bulgaria.
Situasi politik di Bulgaria cenderung rumit karena pemerintahan stabil hanya dapat dibentuk dua kelompok politik utama dalam koalisi, di mana mereka memiliki posisi serta pandangan serupa perihal NATO dan Uni Eropa.
Tetapi partai Petkov, yang menganggap Borissov sebagai tokoh pemecah belah bangsa, menuduhnya melakukan kebijakan korup. Ia mengaku akan menolak kesepakatan koalisi dengan GERB jika Borissov tetap memimpin.
Namun, kedua belah pihak berusaha melunakkan retorika agresif mereka demi menemukan alternatif kebijakan pemerintahan Presiden Rumen Radev, yang dalam beberapa tahun terakhir diam-diam menggeser orientasi Bulgaria ke Timur.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News