Pernyataan disampaikan ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandai 500 hari berlangsungnya perang dengan membawa pulang lima mantan komandan Mariupol dari Turki. Kelimanya merupakan komandan yang sempat bertahan habis-habisan dari serangan Rusia di kota Mariupol.
Langkah pemulangan ini bersifat simbolis, yang menurut Rusia telah melanggar kesepakatan pertukaran tahanan tahun lalu.
Serangan balik Ukraina terhadap invasi Rusia terhenti sejenak. Tetapi keputusan AS pada Jumat kemarin untuk memasok Ukraina dengan bom klaster yang dilarang secara luas telah memicu reaksi balik dari negara-negara sekutu, termasuk Kanada, Jerman dan Spanyol. Ketiga negara itu khawatir akan risiko bom klaster bagi keselamatan warga sipil.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menekankan bahwa bom klaster akan membantu menyelamatkan nyawa tentara Ukraina. Ukraina akan menyimpan catatan ketat penggunaannya, dan tidak akan menggunakannya di area perkotaan.
Bom klaster hanya akan digunakan "untuk menerobos garis pertahanan musuh," dan untuk membebaskan "wilayah kami yang diakui secara internasional," kata Reznikov.
"Amunisi ini tidak akan digunakan di wilayah Rusia yang diakui secara resmi," sambungnya, seperti dikutip dari laman Brisbane Times, Minggu, 9 Juli 2023.
Penggunaan bom klaster dilarang oleh lebih dari 100 negara, termasuk Australia, tetapi telah dikerahkan oleh Rusia dalam melawan Ukraina. Amunisi seperti ini biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Sementara bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade.
Presiden AS Joe Biden menyebut pengiriman bom klaster ke Ukraina sebagai sebuah "keputusan sulit." Kendati begitu, AS juga yakin keputusan itu penting sebagai upaya membantu perjuangan Ukraina.
"Butuh beberapa saat bagi saya untuk merasa yakin untuk melakukannya," kata Biden dalamwawancara CNN. Tapi "Ukraina kehabisan amunisi," katanya, dan bom klaster akan memberikan bantuan dalam menghentikan tank Rusia.
Baca juga: Ukraina Akan Diperkuat Bom Curah dari Amerika Serikat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News