Jurnalis Rusia Marina Ovsyannikova secara terbuka memprotes perang negaranya di Ukraina. Foto: BBC
Jurnalis Rusia Marina Ovsyannikova secara terbuka memprotes perang negaranya di Ukraina. Foto: BBC

Protes Invasi, Jurnalis Rusia: Ini Perang Putin

Fajar Nugraha • 21 Maret 2022 19:06
Moskow: Keputusan jurnalis Rusia Marina Ovsyannikova untuk secara terbuka memprotes invasi negaranya ke Ukraina tidak mudah. Dia menilai propaganda negara menjadi semakin terdistorsi.
 
"Begitu perang dimulai, saya tidak bisa makan. Saya tidak bisa tidur," kata Ovsyannikova dalam bahasa Rusia, dalam wawancara dengan ABC News, Minggu 20 Maret 2022.
 
Ovsyannikova, seorang karyawan stasiun Channel One yang dikelola negara, mengatakan dia berencana untuk melakukan protes jalanan menentang perang. Tetapi prospek menghabiskan bertahun-tahun di penjara meyakinkannya untuk membuat pernyataan yang lebih terbuka.

Editor berita tersebut akhirnya memutuskan untuk menyela siaran berita malam langsung salurannya sendiri, berjalan melintasi lokasi syuting dengan tanda bertuliskan ‘tidak ada perang’ dan ‘Rusia menentang perang’.
 
Baca: Jurnalis TV Rusia Didenda atas Protes Anti Perang Ukraina.
 
Di Rusia, di mana Presiden Vladimir Putin memegang kekuasaan, dan para pengkritiknya sering berakhir terbunuh atau dipenjara, ini adalah protes yang berisiko.
 
Pemerintah Rusia baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang mengancam hingga 15 tahun penjara karena menerbitkan berita yang bertentangan dengan pesan perang Kremlin, yang menyangkal bahwa ‘perang’ bahkan sedang terjadi. Dia telah ditangkap dan didenda, dan dia dilaporkan sedang diselidiki di bawah undang-undang sensor kejam yang baru.
 
"Protes ini adalah keputusan spontan bagi saya untuk melakukan siaran langsung, tetapi ketidakpuasan dengan situasi saat ini telah menumpuk selama bertahun-tahun, karena propaganda di saluran negara kita menjadi semakin terdistorsi," kata Ovsyannikova, Minggu.
 
“Dan tekanan yang telah diterapkan dalam politik Rusia tidak dapat membuat kami acuh tak acuh. Ketika saya berbicara dengan teman dan kolega saya, semua orang, sampai saat terakhir, tidak percaya bahwa hal seperti itu bisa terjadi, bahwa perang yang mengerikan ini bisa terjadi,” tutur Ovsyannikova.
 
Dia berkata dia bisa "melihat apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina, dan apa yang kami tunjukkan pada program kami sangat berbeda dari apa yang terjadi dalam kenyataan."
 
Ovsyannikova mengatakan, dia berharap protesnya menunjukkan kepada dunia bahwa tidak semua orang Rusia mendukung perang. "Mungkin setengah dari orang-orang di Rusia menentang perang. Banyak dari mereka menderita di tengah sanksi ekonomi yang berat dari Barat,” ungkapnya.
 
"Ini perang Putin, bukan perang rakyat Rusia," imbuhnya.
 
Terlepas dari risiko yang dia hadapi di Rusia, Ovsyannikova juga mengatakan dia tinggal di negara asalnya dan telah menolak tawaran suaka politik dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
 
"Saya sangat khawatir dengan keselamatan anak-anak saya, pertama dan terutama. Dan saya sangat berterima kasih kepada Tuan Macron atas tawarannya, tetapi saya secara terbuka menolak untuk mengambil suaka politik di Prancis, karena saya seorang patriot. Saya ingin tinggal di Rusia. Anak-anak saya ingin tinggal di Rusia," pungkasnya pada Minggu kepada ABC.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan