Pernyataan pihak Israel menimbulkan kekhawatiran di dunia Arab bahwa mereka ingin mengusir warga Palestina. Selain itu, seruan tersebut juga mengingatkan kembali mengenai pengusiran massal warga Palestina saat pendirian negara Israel di tahun 1948.
Smotrich, tokoh senior dalam koalisi sayap kanan Israel, menyerukan agar warga Palestina pergi dari Gaza. Sementara menurut Ben-Gvir, perang di Gaza memberikan kesempatan untuk mendorong migrasi penduduk Gaza.
"Retorika ini menghasut dan tidak bertanggung jawab. Kami telah diberitahu berulang kali dan secara konsisten oleh pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, bahwa pernyataan seperti itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel," kata Kemenlu AS dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Yahoo News pada Rabu, 3 Januari 2024.
"Kami secara jelas dan konsisten menegaskan bahwa Gaza merupakan tanah milik warga Palestina, dan akan tetap menjadi tanah mereka, dengan Hamas nantinya tidak lagi menguasai wilayah tersebut dan tidak ada lagi grup teror yang mengancam Israel," sambungnya.
Partai Zionisme Religius, yang dipimpin oleh Smotrich, mendukung pemukiman Israel dan mendorong Netanyahu untuk kembali menjadi perdana menteri.
Pernyataan sebelumnya dari Ben-Gvir juga telah membuat Presiden AS Joe Biden jengkel. Pernyataan tersebut dilontarkan pada Desember 2023, dengan mengatakan bahwa perdana menteri Israel dan sekutunya ingin melakukan "pembalasan" terhadap semua warga Palestina.
Perang antara Hamas dan Israel sejak 7 Oktober telah menewaskan ribuan orang, dengan perselisihan berdarah yang terus berlanjut hingga saat ini. (Atika Pusagawanti)
Baca juga: Israel Kembali Setujui Pemukiman Baru Yahudi di Wilayah Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News